keperawatan

Sabtu, 14 Maret 2015

gagal jantung stikes piala sakti



SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan           : Gangguan Sistem CardioVaskuler
Sub Pokok Bahasan    : Gagal Jantung Kongestif
Hari/Tanggal               : Jum’at/14 November 2014
Sasaran                        : Keluarga pasien dan Pasien
Penyuluh                     : Mahasiwa/i Profesi Ners STIKES Piala Saki Pariaman
Tempat                        : Ruang Interne Pria RSAM Bukittinggi
  1.  Tujuan
    1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan klien dan/atau keluarga dapat memahami mengenai asuhan keperawatan gagal jantung.
    1. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan pendidikan kesehatan diharapkan klien dan/atau keluarga:
1)      Menjelaskan kembali pengertian Gagal Jantung dengan kalimatnya sendiri
2)       Menyebutkan kembali faktor penyebab Gagal Jantung
3)      Menyebutkan kembali tanda dan gejala Gagal Jantung
4)      Menyebutkan factor resiko Gagal Jantung
5)      Menyebutkan cara penanggulangan Gagal Jantung
6)      Menyebutkan diet Gagal Jantung
  1. Materi    : (Terlampir)
  2. Metoda  : Ceramah dan tanya jawab
  3. Media    : Leaflet dan LCD Projector
  4. Pengorganisasian
    1. Moderator
Tugas :
Ø  Membuka dan menutup acara penyuluhan
Ø  Memperkenalkan anggota kelompok
Ø  Membuat kontrak waktu, bahasa dan topik selama pelaksanaan kegiatan penyuluhan
Ø  Menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan
Ø  Memimpin sesion tanya jawab
Ø  Menyimpulkan hasil penyuluhan
    1. Penyaji
Tugas :
Ø  Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan
Ø  Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
Ø  Menjawab pertanyaan peserta
Ø  Mengevaluasi hasil penyuluhan
    1. Fasilitator
Tugas :
Ø  Menyediakan sarana berupa fasilitas yang diperlukan dalam kegiatan yang akan dilaksanakan
Ø  Memotivasi peserta untuk bertanya
    1. Observer
Tugas :
Ø  Mengamati proses penyuluhan
Ø  Dokumentasi

Nama-nama Kelompok :
1.      Erizal Tanjung S.Kep
2.      Basuki Rahmad S.Kep
3.      Haznel Hijratul Fajar S.Kep
4.      Ibnul Wiza Affwan S.Kep
5.      Idil Rido Mustaqim S.Kep
6.      Septian Alfi Saputra S.Kep
7.      Dewi satria S.Kep
8.      Febrina Astuti S.Kep
9.      Nurul Gustiana S.Kep
10.  Yeti Yusnita S.Kep
11.  Yuhana Sari S.Kep
  1. Setting Tempat


































































 









            Keterangan :
                                   
                                    : Observer


 
: Fasilitator


 
                                    : Pasien


 
                                    : Penyaji


 
                                    : Pembimbing
                       
                                    : Moderator

                                   

                                                                                           




  1. Strategi Pelaksanaan Penyuluhan
NO
KEGIATAN
PENYULUH
KLIEN
1.



2





3.
Pembukaan



Kegiatan Inti





Penutup
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3.    Menjelaskan tujuan

1.
     Menjelaskan materi tentang asuhan keperawatan, penanganan dan diet gagal jantung
2.     Memberikan kesempatan untuk bertanya
3.     Menjawab pertanyaan yang diajukan
1.
      Mengulang kembali materi yang disampaikan dengan mengajukan pertanyaan
2.      Mengucapkan salam
Menjawab salam
Menerima dengan baik
Menyimak dengan baik

Menyimak dengan baik
Mengajukan beberapa pertanyaan

Menyimak dengan baik

Mampu menjawab pertanyaan yang diajukan

Menjawab salam

H.    Evaluasi :
                           Lisan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
                                        1.        Jelaskan pengertian Gagal Jantung ?
                                        2.        Sebutkan faktor penyebab Gagal Jantung ?
                                        3.        Sebutkan tanda dan gejala Gagal Jantung ?
                                        4.        Sebutkan faktor resiko Gagal Jantung ?
                                        5.        Sebutkan cara penanggulangan Gagal Jantung ?
                                        6.        Sebutkan diet Gagal Jantung ?





BAB I
LATAR BELAKANG

  1. Latar Belakang

Gangguan kardiovaskuler merupakan gangguan kesehatan yang menunjukkan trend semakin meningkat. Bahkan di banyak negara penyakit kardiovaskuler sudah menjadi salah satu penyebab kematian utama pada orang dewasa. Pada tahun 2001 penyakit kardiovaskuler menyumbang hampir sepertiga dari kematian global. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 2020 hampir 25 juta kematian di seluruh dunia diakibatkan oleh penyakit kardiovaskuler.
Dari hasil Riskesdas 2007 di Sumatera Utara penyakit jantung menempati peringkat kedua dari sepuluh penyakit tidak menular dengan prevalensi 6,98%. Dalam Framingham Heart Study, gagal jantung merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler yang menjadi fokus perhatian.
Heart Failure atau gagal jantung merupakan ketidakmampuan jantung untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan padasaat istirahat atau kerja ringan. Hal tersebut akan menyebabkan respon sistemik khusus yang bersifat patologik (sistem saraf, hormonal, ginjal, dan lainnya) serta adanya tanda dan gejala yang khas (Fathoni, 2007). Prevalensi gagal jantung di negara berkembang cukup tinggi dan makin meningkat. Oleh karena itu gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang utama. Setengah dari pasien yang terdiagnosis gagal jantung masih punya harapan hidup 5 tahun (Fathoni, 2007).
Penelitian Framingham menunjukkan mortalitas 5 tahun sebesar 62% pada pria dan 42% wanita ( Sugeng dan Sitompul, 2003). Di Indonesia belum ada data epidemiologi untuk gagal jantung, namun pada Survei Kesehatan Nasional 2003 dikatakan bahwa penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian utama di Indonesia (26,4%) dan pada Profil Kesehatan Indonesia 2003 disebutkan bahwa penyakit jantung berada di urutan ke-delapan (2,8%) pada 10 penyakit penyebab kematian terbanyak di rumah sakit di Indonesia. Hasil survei awal yang dilakukan di RSU Herna Medan diketahui bahwa jumlah penderita gagal jantung yang dirawat inap tahun 2009 adalah sebanyak 97 orang dan pada tahun 2010 sebanyak 75 orang. Berdasarkan data di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui karakteristik penderita gagal jantung yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Herna pada tahun 2009 - 2010.
Dengan terganggunya salah satu organ yang sangat penting dalam tubuh, maka akan berdampak buruk bagi tubuh baik secara fisik, fisikologis dan juga spritual. Dampak fisik yang dapat ditimbulkan dari penyakit gagal jantung kongestif ini yaitu : kesulitan dalam bernafas / sesak nafas, batuk dan mudah lelah. Sedangkan dampak psikologis dari penyakit gagal jantung kongestif adalah klien merasa tidak menerima keadaan bahwa klien mengalami penyakit penyakit jantung,klien mudah tersinggung karena keadaan klien yang tidak stabil, klien tidak dapat berinteraksi dengan orang-orang terdekat atau orang-orang yang disekitarnya seperti keluarga, tetangga dan masyarakat setempat dikarenakan keterbatasan aktivitas.
Dilihat dari banyaknya kasus Gagal Jantung Kongestif yang terus meningkat karena pola hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, diit yang tidak sehat, kebiasaan mengkonsumsi alkohol, jarang olahraga dan sebagainya, hal inilah yang perlu diperhatikan oleh pasien maupun keluarga untuk lebih meningkatkan kepedulian terhadap pola hidup demi mencegah terjadinya kekambuhan dan memperburuk kondisi klien.II.
  1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan sasaran dapat memahami pentingnya pengaturan diet dan aktivitas pada pasien gagal jantung






BAB II
TINJAUAN TEORITIS TENTANG CHF

A.    Definisi

Gagal jantung Kongsetif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian ventrikel kiri (Smeltzer & Bare, 2001).
      Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadp oksigen dan nutrien. (Diane C. Baughman dan Jo Ann C. Hockley, 2000)
      Suatu keadaan  patofisiologi  adanya kelainan  fungsi jantung   berakibat  jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan  metabolisme  jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau  disertai peninggian  tekanan pengisian  ventrikel kiri  (Braundwald )

B.     Etiologi

Q  Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot jantung mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit degeneratif atau inflamasi
Q  Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel  jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.
Q  Hipertensi Sistemik atau pulmunal (peningkatan after load) meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
Q  Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
Q  Penyakit jantung lain, terjadi sebagai akibat penyakit jantung yang sebenarnya, yang secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme biasanya terlibat mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis katub semiluner), ketidakmampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade, pericardium, perikarditif konstriktif atau stenosis AV), peningkatan mendadak after load
Q  Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar factor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme (misal : demam, tirotoksikosis). Hipoksia dan anemi juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis respiratorik atau metabolic dan abnormalitas elektronik dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
      Grade gagal jantung menurut New York Heart Association, terbagi dalam 4 kelainan fungsional :
I.       Timbul sesak pada aktifitas fisik berat
II.    Timbul sesak pada aktifitas fisik sedang
III. Timbul sesak pada aktifitas fisik ringan
IV. Timbul sesak pada aktifitas fisik sangat ringan / istirahat
C.    Patofisiologi
Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan metabolisme dengan menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan kardiak output, yaitu meliputi :
a.       Respon system saraf simpatis terhadap barroreseptor atau kemoreseptor
b.      Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap peningkatan volume
c.       Vaskontriksi arterirenal dan aktivasi system rennin angiotensin
d.      Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi terhadap cairan
      Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh adanya volume darah sirkulasi yang dipompakan untuk melawan peningkatan resistensi vaskuler oleh pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendek waktu pengisian ventrikel dari arteri coronaria. Menurunnya COP dan menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke miokardium. Peningkatan dinding akibat dilatasi menyebabkan peningkatan tuntutan oksigen dan pembesaran jantung (hipertropi) terutama pada jantung iskemik atau kerusakan yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan.














D.    Pathways
Disfungsi miocard                   beban sistol             kebutuhan metabolisme
Kontraktilitas                            preload                      beban kerja jantung
                                                  Hambatan pengosongan ventrikel
                                                Beban jantung
                                       Gagal jantung kongestif
       Gagal pompa ventrikel
            Forward failuer                                                           back ward failure
            Curah jantung ( COP)                                                 Tekanan vena pulmo
Suplai drh kejaringan                 renal flow                             tekanan kapiler paru
Nutrisi & O2 sel                       pelepasan RAA                       edema paru
Metabolisme sel                      retensi Na & air                       Gg. Pertukaran gas
Lemah & letih                            edema
Intoleransi aktifitas                 kelebihan volume cairan











E.     Tanda dan Gejala
Tanda dominan :
      Meningkatnya volume intravaskuler
Kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat penurunan curah jantung. Manifestasi kongesti berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
Gagal Jantung Kiri :
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak mampu memompa darah yang dating dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu :
Ä  Dispnea, Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukaran gas. Dapat terjadi ortopnoe. Beberapa pasien dapat mengalami ortopnoe pada malam hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND)
Ä  Batuk
Ä  Mudah lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dan sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi
Ä  karena meningkatnya energi yang digunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk
Ä  Kegelisahan atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik
Gagal Jantung Kanan :
Ä  Kongestif jaringan perifer dan visceral
Ä  Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya oedema pitting, penambahan BB.
Ä  Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat pembesaran vena hepar
Ä  Anoreksia dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dan statis vena dalam rongga abdomen
Ä  Nokturia
Ä  Kelemahan

F.     Agar terhindar dari penyakit jantung koroner, antara lain :

a)      Pola makan sehat
Hindari makanan yang banyak mengandung lemak atau yang mengandung kolesterol tinggi. Seafood memiliki kandungan kolesterol tinggi yang dapat membahayakan jantung. Kurangi menyantap makanan yang digoreng yang banyak mengandung lemak, sebaliknya makanan dapat diolah dengan cara direbus, dikukus atau dipanggang.
Sebisa mungkin, produk makanan yang kita makan rendah lemak atau tanpa lemak. Pilih susu, keju, mentega atau makanan lain yang rendah lemak. Menggoreng dengan menggunakan minyak zaitun memiliki kandungan lemak yang sedikit sehingga bisa menjadi pilihan bila harus mengolah makanan dengan cara digoreng.
Selain menghindari makanan berlemak, hindari juga makanan dengan kandungan gula tinggi seperti soft drink. Jangan pula tertalu banyak mengkonsumsi karbohirat, karena dalam tubuh, karbohidrat akan dipecah menjadi lemak. Sebaliknya, konsumsi oat atau gandum yang dapat membantu menjaga jantung tetap sehat.
Jaga pola makan tidak berlebihan agar terhindar dari kegemukan, karena seseorang yang memiliki lingkar pinggang lebih dari 80 cm, berisiko lebih besar terkena penyakit ini.
b)      Berhenti merokok
Mengisap rokok sangat tidak baik untuk kesehatan jantung, maka segera hentikan kebiasaan ini agar jantung tetap sehat.
c)      Hindari Stres
Stres memang sangat sulit dihindari jika hidup di kota besar seperti Jakarta yang dikenal karena kemacetan dan kesibukannya. Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya akan mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. Hormon norepinephrine akan diproduksi tubuh saat menderita stres, yang akan mengakibatkan naiknya tekanan darah. Maka, sangat baik bila Anda menghindari stres baik di kantor atau di rumah.
d)     Hipertensi
Problem hipertensi atau tekanan darah tinggi juga bisa menyebabkan penyakit jantung. Hipertensi dapat melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL memasuki saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak.
e)      Obesitas
Kelebihan berat atau obesitas meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan lemak. Menghindari atau mengobati obesitas atau kegemukan adalah cara utama untuk menghindari diabetes. Diabetes mempercepat penyakit jantung koroner dan meningkatkan risiko serangan jantung.
f)       Olahraga secara teratur
Anda dapat melakukan kegiatan olahraga seperti berjalan kaki, jalan cepat, atau jogging. Kegiatan olahraga yang bukan bersifat kompetisi dan tidak terlalu berlebihan dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.
g)      Konsumsi antioksidan
Polusi udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan bisul atau endapan pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan. Untuk mengeluarkan kandungan radikal bebas dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang akan menangkap dan membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai macam buah-buahan dan sayuran.
h)      Keturunan
Seorang yang orang tua atau saudara kandungnya pernah mengalami serangan jantung sebelum usia 60 memiliki risiko lebih besar menderita penyakit ini. Karena itu, jika Anda memiliki kerabat yang pernah mengalami serangan jantung, sebaiknya Anda lebih berhati-hati dalam menjaga agar pola makan dan gaya hidup Anda dapat menunjang jantung sehat.
G.    Diet
  1. Diet Penyakit Jantung
a)      Syarat-syarat        
1)      Kalori cukup
2)      Protein dan lemak sedang
3)      Cukup vitamin dan mineral
4)      Rendah garam bila tekanan darah tinggi
5)      Mudah dicerna dengan memperbanyak serat
6)      Porsi kecil tapi sering
  1. Pembagian Makanan Sehari-hari
Jam 08.00   :
200 gram nasi
1 butir telur
1 sdm gula
1 potong papaya (buah-buahan)
Sayuran
Tempe 2 potong
Jam 12.00   :
Nasi 200 gram
Daging 1 potong sedang
Tempe 2 potong sedang
Sayuran
Pepaya 1 potong sedang (buah-buahan)
Margarin
            Jam 16.00 :
                        Snack
Buah-buahan
                        Puding
            Jam 19.00 :
                        Sama dengan menu makanan siang
  1. Makanan Pantangan Bagi Penyakit Jantung :
1)      Kue-kue yang terlalu manis dan gurih : Dodol, cake, tarcis dll.
2)      Semua daging berlemak
3)      Goreng-gorengan, santan kental
4)      Sayuran yang menimbulkan gas seperti :Kol, sawi, lobak.
5)      Lombok dan bumbu-bumbu yang merangsang.
6)      Kopi, minuman soda dan alkohol.
7)      Nangka, durian dan alpukat harus dibatasi.
8)   Makanan laut (Kepiting, kerang dan makanan laut lainya)
H.    Pemeriksaan Diagnostik
? Foto torax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF
? EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan iskemi (jika disebabkan AMI), Ekokardiogram
? Pemeriksaan Lab meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium yang rendah sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K, Na, Cl, Ureum, gula darah.
I.       Penatalaksanaan
Terapi Non Farmakologis
Q  Istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
Q  Oksigenasi
Q  Dukungan diit :
Ø  Pembatasan natrium jika hipertensi untuk mencegah, mengontrol atau menghilangkan oedema
Ø  Energi cukup 25-30 kg/BB
Ø  Protein cukup 0,8/9 kg/BB
Ø  Makanan yang mudah dicerna dan tidak mengandung gas
Ø  Cairan dibatasi rata-rata 2 liter/hari
Ø  Lemak sedang 25-30% sesuai kebutuhan
Ø  Rendah kolesterol
Ø  Vitamin dan mineral cukup
Ø  Hibdari penggunaan suplemen kalsium, kalium dan megnesium.
Ø  Bentuk makanan sesuai dengan kondisi penyakit.
Terapi Farmakologis :
-. Glikosida jantung
Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung.
Efek yang dihasillkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.
-    Terapi diuretic, diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia
-    Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
H. Komplikasi
Komplikasi dapat berupa :
a)      Kerusakan atau kegagalan ginjal
Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal jika tidak di tangani. Kerusakan ginjal dari gagal jantung dapat membutuhkan dialysis untuk pengobatan.
b)      Masalah katup jantung
Gagal jantung menyebabkan penumpukan cairan sehingga dapat terjadi kerusakan pada katup jantung.
c)      Kerusakan hati
Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menempatkan terlalu banyak tekanan pada hati. Cairan ini dapat menyebabkab jaringan parut yang mengakibatkanhati tidak dapat berfungsi dengan baik.
d)     Serangan jantung dan stroke.
Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung daripada di jantung yang normal, maka semakin besar kemungkinan Anda akan mengembangkan pembekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung atau stroke
Komplikasi yang bisa terjadi ialah :
Ø  Trombosis vena dalam, karena pembentukan bekuan vena karena stasis darah.
Ø   Syok kardiogenik akibat disfungsi nyata dari jantung.
Ø  Toksisitas digitalis akibat pemakaian obat-obatan digitalis.

 







 














                                                         BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
  1. Identitas Klien
Ø  Pengkajian
·         Pengkajian Primer
Q  Airway  :
Batuk dengan atau tanpa sputum, penggunaan bantuan otot pernafasan, oksigen, dll
Q  Breathing  :
Dispnea saat aktifitas, tidur sambil duduk atau dengan beberapa bantal
Q  Circulation :
            Riwayat HT IM akut, GJK sebelumnya, penyakit katub jantung, anemia, syok dll. Tekanan darah, nadi, frekuensi jantung, irama jantung, nadi apical, bunyi jantung S3, gallop, nadi perifer berkurang, perubahan dalam denyutan nadi juguralis, warna kulit, kebiruan punggung, kuku pucat atau sianosis, hepar ada pembesaran, bunyi nafas krakles atau ronchi, oedema
·         Pengkajian Sekunder
Q            Aktifitas/istirahat
                                    Keletihan, insomnia, nyeri dada dengan aktifitas, gelisah, dispnea saat istirahat atau aktifitas, perubahan status mental, tanda vital berubah saat beraktifitas.
Q            Integritas ego  :  Ansietas, stress, marah, takut dan mudah tersinggung
Q            Eliminasi
                                          Gejala penurunan berkemih, urin berwarna pekat, berkemih pada malam hari, diare / konstipasi
Q            Makanana/cairan
                              Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, penambahan BB signifikan. Pembengkakan ekstremitas bawah, diit tinggi garam penggunaan diuretic distensi abdomen, oedema umum, dll
Q  Hygiene : Keletihan selama aktifitas perawatan diri, penampilan kurang.
Q  Neurosensori
                                          Kelemahan, pusing, lethargi, perubahan perilaku dan mudah tersinggung.
Q  Nyeri/kenyamanan
                                          Nyeri dada akut- kronik, nyeri abdomen, sakit pada otot, gelisah
Q  Interaksi social : penurunan aktifitas yang biasa dilakukan
Ø  Diagnosa Keperawatan
? Penurunan perfusi jaringan b.d menurunnya curah jantung, hipoksemia jaringan, asidosis dan kemungkinan thrombus atau emboli, kemungkinan dibuktikan oleh:
-          Daerah perifer dingin, Nyeri dada
-          EKG elevasi segmen ST dan Q patologis pada lead tertentu.
-          RR lebih dari 24 kali per menit, Nadi > 100 X/menit
-          Kapiler refill lebih dari 3 detik
-          Gambaran foto toraks terdapat pembesaran jantung dan kongestif paru
-          HR lebih dari 100X/menit, TD > 120/80 mmHg, AGD dengan : pa O2 < 80 mmHg, pa CO2 > 45 mmHg dan saturasi < 80 mmHg.
-          Terjadi peningkatan enzim jantung yaitu CK, AST, LDL/HDL
Tujuan :
Gangguan perfusi jaringan berkurang atau tidak meluas selama dilakukan tindakan perawatan
Kriteria :
Daerah perifer hangat, tidak sianosis,gambaran EKG tak menunjukkan perluasan infark, RR 16-24 X/mnt, clubbing finger (-), kapiler refill 3-5 detik, nadi 60-100X/mnt, TD 120/80 mmHg.
Rencana Tindakan :
-          Monitor frekuensi dan irama jantung
-          Observasi perubahan status mental
-          Observasi warna dan suhu kulit/membran mukosa
-          Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya
-          Kolaborasi : berikan cairan IV sesuai indikasi
-          Pantau pemeriksaan diagnostik dan lab. Missal EKG, elektrolit, GDA (pa O2, pa CO2 dan saturasi O2), dan pemeriksaan oksigen
? Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sekret
Tujuan :
Jalan nafas efektif  setelah dilakukan tindakan keperawatan selama di RS.
Kriteria hasil :
Tidak sesak nafas, RR normal (16-24 X/menit) , tidak ada secret, suara nafas normal
Intervensi :
-          Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot Bantu pernafasan.
-          Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan/tidak adanya bunyi nafas dan adanya bunyi tambahan missal krakles, ronchi, dll
-          Lakukan tindakan untuk memperbaiki/mempertahankan jalan nafas misal batuk, penghisapan lendir, dll
-          Tinggikan kepala / mpat tidur sesuai kebutuhan / toleransi pasien
-          Kaji toleransi aktifitas misal keluhan kelemahan/kelelahan selama kerja
? Kemungkinan terhadap kelebihan volume cairan ekstravaskuler b.d penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma ( menyerap cairan dalam area interstisial / jaringan
Tujuan :
Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama dilakukan tindakan keperawatan selama di rawat di RS
Kriteria :
Mempertahankan keseimbangan cairan seperti dibuktikan oleh tekanan darah dalam batas normal, tidak ada distensi vena perifer/vena dan oedema dependen, paru bersih dan BB ideal (BB ideal = TB – 100 ± 10%)
Intervensi :
-          Ukur masukan/haluaran, catat penurunan, pengeluaran, sifat konsentrasi, hitung keseimbangan cairan
-          Observasi adanya oedema dependen
-          Timbang BB tiap hari
-          Pertahankan masukan cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler
-          Kolaborasi : pemberian diit rendah natrium, berikan diuretic
-          Kaji JVP setelah terapi diuretic
-          Pantau CVP dan tekanan darah
? Pola nafas tidak efektif b.d penurunan volume paru, hepatomegali, splenomegali, kemungkinan dibuktikan oleh : perubahan kedalaman dan kecepatan pernafasan, gangguan pengembangan dada, GDA tidak normal.
Tujuan :
Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatab selama di RS, RR normal, tidak ada bunyi nafas tambahan dan penggunaan otot Bantu pernafasan dan GDA normal.
Intervensi :
-          Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi dan kespansi dada
-          Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot Bantu nafas
-          Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan
-          Tinggikan kepala dan Bantu untuk mencapai posisi yang senyaman mungkin.
-          Kolaborasi pemberian oksigen dan pemeriksaan GDA.
? Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan antar suplai oksigen miokard dan kebutuhan, adanya iskemik / nekrotik jaringan miokard, kemungkinan dibuktikan oleh : gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam katifitas, terjadinya disritmia dan kelemahan umum.
Tujuan :
Terjadi peningkatan toleransi pada klien setelah dilaksanakan tindakan keperawatan.
Kriteria :
Frekuensi jantung 60-100 X/mnt, TD 120/80 mmHg
Intervensi :
-          Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD selama dan sesudah aktifitas
-          Tingkatkan istirahat (ditempat tidur)
-          Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang tidak berat
-          Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bangun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam setelah makan



























DAFTAR PUSTAKA


Doengoes, Marilyn C, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, Edisi 3 Jakarta: EGC, 1999
Hudak, Gallo, Keperawatan Kritis: Pendekatan Holistik, Edisi IV, Jakarta, EGC: 1997
Price, Sylvia, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit, Edisi 4, Jakarta: EGC, 1999
Smeltzer, Bare, Buku Ajar keperawatan Medical Bedah, Bruner & Suddart, Edisi 8, Jakarta, EGC, 2001
Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Mdikal Bedah, edisi 8,  1997,  EGC, Jakarta.
Doenges E. Marlynn, Rencana Asuhan Keperawatan , 2000, EGC, Jakarta.
Gallo & Hudak, Keperawatan Kritis, edisi VI, 1997, EGC Jakarta
Noer Staffoeloh et all, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, 1999, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Nursalam. M.Nurs, Managemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional, 2002, Salemba Medika, Jakarta
Russel C Swanburg, Pengantar keparawatan, 2000, EGC, Jakarta.


                                                                                    

1 komentar:

  1. informasi yang sangat bermanfat, terimakasih banyak..

    http://obathernia.infosehatalami.com/

    BalasHapus