SEMINAR KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
NY. R DENGAN
G4 P3 A0 H4 GRAVID 40 – 41 MINGGU
+ OBSERVASI INPARTU + OBSITAS
+ JANIN TUNGGAL INTRA ATERM
DI RUANGAN KB IGD RSUD Dr. ACHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI
OLEH:
KELOMPOK MATERNITAS II
CI
KLINIK CI AKADEMIK
( Yasmi
S. Kep M. Kep ) (
Ns. Yesi Maifita S. Kep )
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES PIALA SAKTI PARIAMAN
PARIAMAN
2014/2015
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami
sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang Laporan Kasus Persalinan pada
Ny. R
dengan diagnosa G4
P3
A0 H4
Garvida 40-41 minggu + observasi inpartu + obesitas + janin tunggal intra
aterm.
Pada proses pendalaman materi ini,
tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa
terima kasih yang sedalam – dalam nya kami sampaikan :
1. Ibu
Yasmi S. Kep M. Kep sebagai CI. KB IGD yang sudah membimbing kami.
2. Ibu
Ns. Yessi Maifita M. Kep sebagai pemebimbing akademik di RSAM Bukittinggi yang
sudah membimbing kami.
3. Uni
– uni di KB IGD yang sudah memberikan kritik dan sarannya untuk seminar ini.
4. Rekan
– rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk seminar ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun penulisan
nya. Namun demikian kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
kesempurnaan penulisan dimasa yang akan
datang, kritik dan saran nya yang sifatnya membangun sangatlah diharapkan. Dan
kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Bukittinggi, Januari 2014
Kelompok II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………............... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang……………………………………………………... 1
B. Tujuan
Masalah…………………………………………………….. 2
BAB II TINJAUAN
TEORITIS
A. Defenisi
Intranatal care……………………………………………..
B. Beberapa
Istilah Yang Berhubungan Dengan Partus………………
C. Sebab
– sebab yang menimbulkan persalinan………………………
D. Tahap
– tahap persalinan…………………………………………...
E. Tiga
faktor penting yang memegang peranan pada persalinan…......
F. Bidang
- bidang penurunan kepala janin……………………………
G. Ukuran
panggul……………………………………………………..
H. Mekanisme
Persalinan Normal………………………………………
I. Hal
yang terjadi selama proses persalinan…………………………..
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Kala
I……………………………………………………................
B. Kala
II……………………………………………………...............
C. Kala
III…………………………………………………….............
D. Kala
IV……………………………………………………..............
E. Pemeriksaan
Penunjang…………………………………………….
F. Table
Diagnosa Keperawatan………………………………………
G. Rencana
Asuhan Keperawatan……………………………………..
BAB IV PENGKAJIAN INTRANATAL
A. Data
umum……………………………………………………......
B. Data
umum kesehatan……………………………………………..
C. Data
umum kebidanan…………………………………………….
D. Riwayat
persalianan sekarang……………………………………...
E. Data
psikososial…………………………………………………….
F. Laporan
persalinan………………………………………………...
G. Analisa
data…………………………………………………….....
H. Rencana Asuhan
Keperawatan……………....................................
I. Catatan
Perkembangan……………................................................
J. Laporan
partus normal ( Syair Obsetri ) ……………......................
K. Tabel
diagnose Kasus………………………………………………
BAB
V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………….....
B. Saran……………………………………………………................
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia angka kematian
maternal dan perinatal masih cukup tinggi. Padahal jumlah
pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan di Indonesia cukup banyak. Asuhan
Persalinan Normal ( APN ) diperlukan dalam metode ini karena merupakan masa
kritis ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian pada masa nifas 24 jam pertama. (
Saifuddin.
dkk, 2004 )
Mortalitas dan morbilitas pada
wanita bersalin adalah masalah besar di Negara berkembang. Kematian saat
melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada puncak
produktifitasnya. Tahun
1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ribu ibu pertahunnya meninggal saat
hamil atau bersalin.( Saifuddin dkk, 2004 )
Pada saat ini angka kematian ibu
dan angka kematian perinatal masih sangat tinggi. Menurut survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia ( 2005 ) angka kematian perinatal adalah 307 / 10.000
kelahiran hidup.
Data yang diperoleh oleh kementrian
kesehatan profinsi sumtera barat pada tahun 2013 didapatkan jumlah ibu dengan
yang persalinan normal sebanyak 27.534 jiwa. (Kemenkes, 2014)
Dari data yang diperoleh di Ruang
KB IGD RSUD Dr. Ahmad Mochtar Bukitinggi, rata-rata ibu bersalin lebih kurang
30 orang setiap bulannya partus normal bersadarkan data yang di dapat dari
laporan ruang KB IGD.Tetapi ada juga yang dilakukan dengan tindakan SC
dikarenakan ada indikasi tertentu seperti Preeklamsi berat, Ketuban Pecah dini
dan Letak sungsang pada janin.Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan
pada pasien partus normal, didapatkan pasien merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan di Ruang KB IGD ini.
Dari uraian diatas, penulis
tertarik untuk menulis tentang laporan kasus persalinan pada ibu bersalin
normal.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa
mampu menjelaskan dan mempraktikan kepada ibu bersalin tentang Asuhan
Persalinan Normal
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa
mampu menjelaskan konsep yang terkait tentang Intranatal Care.
b. Mahasiswa
mampu melakukan pengkjian yang terkait
tentang Intranatal Care.
c. Mahasiswa
mampu melakukan pengkjian yang terkait
tentang Intranatal Care.
d. Mahasiswa
mampu melakukan diagnosa keperawatan yang terkait tentang Intranatal Care.
e. Mahasiswa
mampu melakukan rencana keperawatan yang terkait tentang Intranatal Care.
f. Mahasiswa
mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada klien persalianan normal.
g. Mahasiswa
mampu melakukan implementasi keperawatan yang terkait tentang Intranatal Care.
h. Mahasiswa
mampu melakukan dokumentasi keperawatan yang terkait tentang Intranatal Care.
i.
Mahasiswa mampu melakukan
asuhan keperawatan pada Ny. R
dengan diagnosa G4
P3
A0 H4
Garvida 40-41 minggu + observasi inpartu + obesitas + janin tunggal intra
aterm di KB IGD RSUD Dr. Ahmad Mochtar
Bukittinggi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Defenisi
Intranatal Care
Intranatal adalah serangkaian
kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan / hamper cukup
bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. (
Sulaiman, 2004 )
Intranatal ( INC ) adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi ( janin dan uri ) yang telah cukup bulan atau dapat
hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan
bantuan / tanpa bantuan. (Bachtiar,
2006)
B.
Beberapa
Istilah Yang Berhubungan Dengan Partus.
1. Menurut
cara persalinan.
a. Partus
normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu
sendiri, tanpa bantuan alat – alat serta tidak melukai ibu dan bayinya yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
b. Partus
abnormal yaitu persalinan pervaginam dengan bantuan alat – alat atau melalui
dinding perut yang dinamakan dengan operasi Caesar.
2. Menurut
usia kehamilan nya.
a. Abortus
( keguguran ) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup dan berat
janin dibawah 1000 gram, usia kehamilan di bawah 28 minggu.
b. Partus
prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28 – 36 minggu,
janin dapat hidup tetapi permatur, berat janin antara 1000 – 2500 gram.
c. Partus
matures atau aterm ( cukup bulan ) adalah partus pada kehamilan 37 – 40 minggu,
janin matur dan berat badan diatas 2500 gram.
d. Partus
post matures ( serotinus ) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih
dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur.
e. Partus
presipaturus adalah partus yang berlangsung cepat mungkin di kamar mandi, di
atas becak dan sebagainya.
f. Partus
percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalianan untuk memperoleh bukti
tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalopelvik. ( Saifuddin, 2004 )
C.
Sebab
– sebab yang menimbulkan persalinan.
Adapun yang menyebabkan persalian
belum benar, ada yang hanyalah teori – teori yang kompleks antara lain karena
faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf
dan nutrisi.
1. Teori
penurunan hormon.
1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan
kadar hormon estrogen, progesteron bekerja sebagai penegang otot – otot polos
rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila
kadar progesteron menurun.
2. Teori
plasenta menjadi tua.
Menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesterone
yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi
rahim
3. Teori
distensi rahim
Rahim yang besar dan meregang menyebabkan iskemi
otot-otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenter
4. Teori
iritasi mekanik dan induksi partus
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale
(fleksus franken hauser). Bila ganglion ini ditekan, misalnya oleh kepala
janin, akan timbul kontraksi uterus. ( Haccer, 2004 )
D.
Tahap
– tahap persalinan
Proses
persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
1. Kala
I
Waktu untuk pembukaan serviks sampai pembukaan
lengkap 10 cm ditandai dengan keluarnya lender bercampur darah, karena serviks
mulai membuka dan mendatar.Darah berasal dari pecahan pembuluh darah sekitar kanalis
servikalis.
Kala pembukaan terbagi dua 2 fase yaitu :
a. Fase
laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3 cm
berlangsung 7-8 jam.
b. Fase
aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase
1) Periode
akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan 4 jam
2) Periode
dilatasi maksimal : selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
3) Periode
deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 10 cm atau
lengkap.
2. Kala
II
Pada kala II, his terkoordinir, cepat dan lebih lama
kira-kira 2-3 menit sekali, kepala janin telah turun masuk ruang panggul hingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggulyang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti BAB,
dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka perineum meregang, dengan his mengedan terpimpin akan dilahirkan
kepala, diikuti oleh seluruh badan janin, kala II pada primi 1 ½ – 2 jam dan pada ½ - 1 jam.
3. Kala
III (kala pengeluaran janin)
Setelah bayi
lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar, uterus tersa keras dengan fundus
uteri setinggi pusat yang berisi plasenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya
beberapa dalam waktu 1 – 5 menit seluruh plasenta terlepas terdorong kedalam
vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis
atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung 5 – 30 menit setelah
bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira
100 – 200 cc.
Ada 3 tanda-tanda lepasnya plasenta
1) Perubahan
ukuran dan bentuk uterus
2) Tali
pusat memanjang
3) Semburan
darah
Perasat-perasat untuk mengatahui lepasnya uri :
1) Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas
symphisi tali pusat ditegangkan, jika tali masuk berarti belum lepas, jika
diam/maju berarti sudah lepas
2) Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila
tali pusat berarti belum lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas
3) Klein
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila
bergetar kembali berarti belum lepas, bila diam/turun berarti suda lepas
4. Kala
IV kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum. (
Haccer, 2004 )
E.
Tiga
faktor penting yang memegang peranan pada persalinan
1. Kekuatan yang mendorong janin keluar
(Power)
Power adalah
kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi
uterus dan tenaga meneran dari ibu. His adalah kontraksi otot-otot rahim pada
persalinan.Kontraksi adalah gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim
yang terjadi diluar kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf
simpatik (Anonim, 2010). His yang normal mempunyai sifat, seperti: kontraksi
otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim, kontraksi bersifat simetris,
fundal dominan yaitu menjalar ke seluruh otot rahim, kekuatannya seperti
memeras isi rahim, otot rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula
sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim, bersifat involunter
yaitu tidak dapat diatur oleh parturient.
Timbulnya his
adalah indikasi mulainya persalinan, apabila his yang timbul sifatnya lemah,
pendek dan jarang maka akan mempengaruhi turunnya kepala dan pembukaan serviks
atau yang sering disebut dengan inkoordinasi kontraksi otot rahim (Anonim,
2009). Keadaan inkoordinasi kontraksi otot rahim ini dapat menyebabkan sulitnya
kekuatan otot rahim untuk dapat meningkatkan pembukaan atau pengusiran janin
dari dalam rahim, pada akhirnya ibu akan mengalami kelelahan saat meneran dan
partus lama karena tidak adanya kemajuan dalam persalinan.
Tenaga meneran
merupakan kekuatan lain atau tenaga sekunder yang berperan dalam persalinan,
tenaga ini digunakan pada saat kala 2 dan untuk membantu mendorong bayi keluar,
tenaga ini berasal dari otot perut, diafragma dan aksi dari ligamentum
retundum. Meneran memberikan kekuatan yang sangat membantu dalam mengatasi
resistensi otot-otot dasar panggul.
Selain itu faktor usia dan paritas juga mempengaruhi his dan tenaga meneran ibu saat persalinan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), menyatakan bahwa usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Jika dilihat dari sisi biologis manusia, masa manusia dibagi menjadi 3, yaitu: masa reproduksi muda usia< 20 tahun, masa reproduksi sehat usia 20-35 tahun dan masa mengakhiri kehamilan usia > 35 tahun (Siswosudarmo, 2001). Usia 20-35 tahun merupakan tahun terbaik wanita untuk hamil karena selain di usia ini kematangan organ reproduksi dan hormon telah bekerja dengan baik juga belum ada penyakit-penyakit degenerative seperti hipertensi, diabetes, serta daya tahan tubuh masih kuat (Anonim, 2009).
Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun Tidak semua ibu dipastikan mengalami kemajuan persalinan yang tidak normal, akan tetapi pada sebagian wanita dengan usia yang masih muda organ reproduksinya masih belum begitu sempurna dan fungsi hormon-hormon yang berhubungan dengan persalinan juga belum sempurna pula. Ditambah dengan keadaan psikologis, emosional dan pengalaman yang belum pernah dialami sebelumnya dan mempengaruhi kontraksi uterus menjadi tidak aktif, yang nantinya akan mempengaruhi lamanya persalinan sedangkan pada ibu dengan usia lebih dari 35 tahun diketahui kerja organ-organ reproduksinya sudah mulai lemah, dan tenaga ibu pun sudah mulai berkurang, hal ini akan membuat ibu kesulitan untuk mengejan yang pada akhirnya apabila ibu terus menerus kehilangan tenaga karena mengejan akan terjadi partus lama (Amuriddin, 2009).
Selain itu faktor usia dan paritas juga mempengaruhi his dan tenaga meneran ibu saat persalinan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), menyatakan bahwa usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan). Jika dilihat dari sisi biologis manusia, masa manusia dibagi menjadi 3, yaitu: masa reproduksi muda usia< 20 tahun, masa reproduksi sehat usia 20-35 tahun dan masa mengakhiri kehamilan usia > 35 tahun (Siswosudarmo, 2001). Usia 20-35 tahun merupakan tahun terbaik wanita untuk hamil karena selain di usia ini kematangan organ reproduksi dan hormon telah bekerja dengan baik juga belum ada penyakit-penyakit degenerative seperti hipertensi, diabetes, serta daya tahan tubuh masih kuat (Anonim, 2009).
Usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun Tidak semua ibu dipastikan mengalami kemajuan persalinan yang tidak normal, akan tetapi pada sebagian wanita dengan usia yang masih muda organ reproduksinya masih belum begitu sempurna dan fungsi hormon-hormon yang berhubungan dengan persalinan juga belum sempurna pula. Ditambah dengan keadaan psikologis, emosional dan pengalaman yang belum pernah dialami sebelumnya dan mempengaruhi kontraksi uterus menjadi tidak aktif, yang nantinya akan mempengaruhi lamanya persalinan sedangkan pada ibu dengan usia lebih dari 35 tahun diketahui kerja organ-organ reproduksinya sudah mulai lemah, dan tenaga ibu pun sudah mulai berkurang, hal ini akan membuat ibu kesulitan untuk mengejan yang pada akhirnya apabila ibu terus menerus kehilangan tenaga karena mengejan akan terjadi partus lama (Amuriddin, 2009).
2.
Faktor
jalan lahir (passage): pinggul sempit, kelainan serviks, vagina, tumor.
Jalan lahir
adalah jalan lahir yang akan dilalui oleh janin. Jalan lahir dibagi atas bagian
keras tulang-tulang panggul (rangka panggul) dan bagian lunak yang terdiri dari
otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen. Jalan lahir pada tulang
terdiri dari tulang panggul yaitu os cixae di sebelah depan dan samping dan os
sacrum dan os coccygeus di sebelah belakang. Os cixae terdiri dari 3 bagian
yaitu ilium, ischium dan pubicum atau pubis (Saifuddin, 2002). Panggul ibu yang terlalu sempit atau
gangguan penyakit pada tulang sehingga kepala bayi sulit untuk berdilatasi
sewaktu persalinan.Faktor genetik, fisiologis dan ingkungan termasuk gizi
mempengaruhi perawakan seorang ibu.Perbaikan gizi dan kondisi kehidupan juga
penting karena dapat membantu mencegah terhambatnya pertumbuhan. ( Mochtar,
2004 )
Selain itu
servik yang terlalu kaku juga dapat berdampak pada lambannya kemajuan
persalinan karena akibat servik yang kaku akan menghambat proses penipisan
portio yang nantinya akan berdampak pada lamanya pembukaan. Adanya tumor juga
sangat berpengaruh terhadap proses lamanya persalinan. Jika terjadi tumor di
organ reproduksi khususnya pada jalan lahir tentunya akan menghalangi proses
lahirnya bayi sedangkan menurut Mochtar (1998) selain jalan lahir lunak yang
berperan pada persalinan yaitu segmen bawah rahim, serviks uteri dan vagina. Di
samping itu, otot-otot jaringan ikat dan ligamen yang menyokong alat-alat
urogenital juga sangat berperan pada persalinan.
3.
Faktor
janin (passanger): janin dan plasenta
Faktor janin
dapat mempengaruhi jalannya persalinan karena besar dan posisinya Saifuddin
(2002).Faktor janin biasanya terjadi kerena malpresentasi, malposisi dan janin
besar. Bayi yang besar berkaitan dengan terjadinya malposisi dan malpresentasi,
janin yang dalam keadaan malpresentasi dan malposisi kemungkinan besar akan
menyebabkan partus lama atau partus macet. Malpresentasi adalah semua
presentasi janin selain verteks sedangkan malposisi merupakan posisi kepala
janin relatif terhadap pelvis depan oksiput sebagai titik referensi. Pada
kejadian malpresentasi kerja uterus kontraksinya cenderung lelah dan tidak
teratur (Prawirohardjo, 2002).
Kepala janin
terdiri dari tulang-tulang tengkorak (kranium) dan tulang dasar tengkorak
(basis kranii) serta muka.Kranium terdiri dari 2 os parietalis, 2 os frontalis
dan 1 os oksipitalis. Tulang ini berhubungan satu sama lain dengan membran yang
memberi kemungkinan gerak bagi tulang-tulang tengkorak selama persalinan dan
awal masa kanak-kanak. Batas antara tulang-tulang tersebut disebut sutura
sedangkan antara sudut-sudut tulang disebut frontanel (ubun-ubun) (Syaifuddin,
2004).
Letak janin dalam uterus terjadi pada proses
adaptasi janin terhadap ruangan didalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang 32
minggu, jumlah air ketuban relatif banyak sehingga memungkinkan janin bergerak
dengan leluasa, dengan demikian janin dapat menempati diri dalam presentasi
kepala. Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya malposisi di
antaranya adalah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, placenta previa dan
panggul sempit, juga dapat disebabkan oleh kelainan uterus dan kelainan letak
uterus (Prawirohardjo, 2002).
F.
Bidang
– bidang hodge atau bidang penurunan kepala janin.
Bidang
Hodge adalah garis khayal dalam panggul untuk mengetahui seberapa jauh
penurunan kepala janin pada panggul. Diambil dari nama penemunya yaitu Hodge.
Bidang Hodge dipelajari
untuk menentukan sampai di mana bagian terendah janin turun ke dalam panggul
pada persalinan
dan terdiri atas empat bidang:
1.
Bidang Hodge I: bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP
dengan bagian atas simfisis dan promontorium.
2.
Bidang Hodge II: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi bagian
bawah simfisis.
3.
Bidang Hodge III: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I dan II, terletak setinggi
spina iskiadika kanan dan kiri.
4. Bidang Hodge IV: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I, II, dan III, terletak
setinggi os koksigeus. ( Saifuddin, 2004 )
G.
Ukuran
panggul
1. Distantia spinarium
Jarak antara spina iliaca anterior superior kiri dan kanan (Ind. 23, Er.
26).
2. Distantia cristarum
Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (Ind. 26, Er.29).
3. Conjugata externa (baudeloque)
Jarak antara pinggir atas symphysis dan ujung processus spinosus ruas
tulang lumbal ke-V (Ind. 18, Er. 20).
4. Ukuran lingkar panggul
Dari pinggir atas symphysis ke pertengahan antara spina iliaca anterior
superior dan trochanter major sepihak dan kembali melalu tempat-tempat yang
sama di pihak lain. Ukuran-ukuran luar bias ditentukan dengan jangka panggul
kecuali ukuran lingkar panggul yang diambil dengan pita pengukur (80-95 cm).
5. Konjugata diagonalis (periksa
dalam)
12,5 cm - Distansia Tuberum
(dipakai Oseander) 10,5 cm
( FKUP Bandung, 2004 )
3.
Mekanisme
persalinan normal
1. Turunnya
kepala
Bila his cukup kuat kepala akan turun, dan mulai
masuk ke dalam rongga panggul. Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul
dapat terbagi atas dua keadaan :
a. Sinklitismus
anterior yaitu bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang pintu
atas panggul
b. Asinklitimus
posterior : menurut litzman yaitu keadaan sebaliknya dari pada mekanisme
turunya kepala dengan asinklitismus posterior karena ruangan pelvis di daerah
posterior adalah lebih luas dibandingkan ruangan pelvis daerah anterior.
2. Fleksi
Kepala janin memasuki ruangan panggul dengan ukuran
paling kecil yakni dengandiameter suboksipito bregmatikus (9,5 cm) dan dengan
sirkumsirkumferensi suboksipito bregmatikus (32 cm)/ sampai didasar panggul
kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.
3. Rotasi
( Putaran Paksi Dalam )
Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan
tekanan intauterin disebabkan oleh his yang berulang-ulang.
4. Defleksi
Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan
ubun-ubun kecil dibawah simfisis, maka dengan suboksipot sebagai hipokmoklin,
kepala akan mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan. Pada tiap his,
vulva lebih tipis, anus membuka dinding rectum.
5. Putaran
paksi luar
Gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam terjadi,
untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak. ( Haccer, 2004 )
4.
Hal
– hal yang mungkin terjadi selama proses persalinan :
Episiotomy
( Perlukaan Jalan Lahir )
Episiotomy adalah prosedur dimana
kulit antara vagina dan anus di potong untuk memperbesar jalan lahir sebelum
proses persalinan. Episiotomi dilakukan untuk mencegah sobekan vagina selama
melahirkan.
Pemotongan dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu :
a) Pemotongan
mediolateral miring turun menjauh dari vagina kedalam otot.
b) Pemotongan
garis tengah dibuat lurus kebawah antara vagina dan anus.
Luka episiotomy kemudian di jahit atau di tutup
kembali setelah bayi dan plasenta lahir.
Dahulu episiotomy dilakukan secara rutin, namun
tidak lagi saat ini.Banyak dokter dan beberapa studi klinik yang menunjukan
bahwa episiotomy dilakukan untuk menghindari luka perineum yang lebih parah,
tidak lagi diperlukan saat ini.Selain itu luka yang terjadi jadi mudah sembuh
secara alami dibandingkan luka akibat episiotomy. ( Doenges, 2004 )
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Kala
I
a)
Pengkajian
1)
Anamnesa
a. Nama, umur, dan alamat
b. Gravida dan para
c. Hari pertama haid terakhir (HPHT)
d. Riwayat alergi obat
e. Riwayat kehamilan sekarang: ANC,
masalah yang dialami selama kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai
kontraksi, apakah gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah
pecah? Jika ya, cairan warnanya apa? Kental/ encer?Kapan pecahnya? Apakah keluar
darah pervagina? Bercak atau darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan
minum?Apakah ibu kesulitan berkemih?
f. Riwayat kehamilan sebelumnya
g. Riwayat medis lainnya seperti
hipertensi, pernafasan
h. Riwayat medis saat ini (sakit
kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri epigastrium)
i.
Pemeriksaan fisik
j.
Tunjukkan sikap ramah
k. Minta mengosongkan kandung kemih
l.
Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna
konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh.
m. Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi,
suhu, dan pernafasan), untuk akurasi lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara
dua kontraksi.
n. Pemeriksaan abdomen
o. Menentukan tinggi fundus
p. Kontraksi uterus
q. Palpasi jumlah kontraksi dalam 10
menit, durasi dan lamanya kontraksi
r.
Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
s. Menentukan presentasi (bokong atau
kepala)
t.
Menentukan penurunan bagian terbawah janin
u. Pemeriksaan dalam
v. Nilai pembukaan dan penipisan
serviks
w. Nilai penurunan bagian terbawah dan
apakah sudah masuk rongga panggul
x. Jika bagian terbawah kepala,
pastikan petunjuknya
B. Kala II
A. Pengkajian
1.
Aktivitas /istirahat
a.
adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan
sendiri/ relaksasi.
b.
Letargi.
c.
Lingkaran hitam di bawah mata.
2. Sirkulasi: tekanan darah dapat
meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi.
3. Integritas Ego
a.
Respon emosional dapat meningkat.
b.
Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti
saat ini klien terlibat mengejan secara aktif.
4. Eleminasi.
a. Keinginan untuk defikasi, disertai
tekanan intra abdominal dan tekanan uterus.
b. Dapat mengalami rabas fekal saat
mengejan.
c. Distensi kandung kemih mungkin ada ,
dengan urine dikeluarkan selama upaya mendorong.
5. Nyeri/ Ketidak nyamanan
a. Dapat merintih/ meringis selama
kontraksi.
b. Amnesia diantara kontraksi mungkin
terlihat.
c. Melaporkan rasa terbakar/ meregang
dari perineum.
d. Kaki dapat gemetar selama upaya
mendorong.
e. Kontraksi uterus kuat terjadi
1,5 – 2 mnt masing-masing dan berakhir 60-90 dtk.
f. Dapat melawan kontraksi , khususnya
bila tidak berpartisipasi dalam kelas kelahiran anak.
6. Pernafasan: peningkatan frekuensi
pernafasan.
7. Keamanan
a. Diaforesis sering terjadi.
b. Bradikardi janin dapat terjadi
selama kontraksi
8. Sexualitas
a. Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan
penonjolan 100%.
b. Peningkatan penampakan perdarahan
vagina.
c. Penonjolan rectal/ perineal dengan
turunnya janin.
d. Membrane mungkin rupture pada saat
ini bila masih utuh.
e. Peningkatan pengeluaran cairan
amnion selama kontraksi.
f. rowning terjadi, kaput tampak
tepat sebelum kelahiran pada presentasi vertex
C.
kala
III
A. Pengkajian
Setelah
janin lahir, tinggi fundus uteri setinggi pusat, pelepasan plasenta ada dua
macam yaitu :
a)
Schule
pelepasan plasenta
dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada perdarahan sebelum plasenta lahir,
ada perdarahan setelah plasenta lahir.
b) Duncan
Pelepasan plasenta dari
pinggir plasenta bagian lateral ada perdarahaan sedikit – sedikit.
B. Data
umum
Ibu kelelahan,
pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10 mmhg, kemungkinan sock, nyeri
abdomen, mules, pusing, tremor dan kedinginan.
C. Data
obstetric
Perubahan uterus
(discoid-globular).Uterus bundar dank eras, keadaan kandung kemih penuhbatau
kosong, perdarahaan vagina, normalnya 250 – 300 ml, janin lahir efisiotomi.
D. Kala IV
A.
Pengkajian
Data umum yang
di kaji adalah kelelahan, pucat, sianosis, TD, RR, S dan keadaan psikologis ibu
gembira atau sedih, kecewa, kesepian ibu dan suami.Uterus : kontraksi, posisi, tinggi
fundus, Kandung kemih, Lokea, Perineum,
E.
Pemeriksaan
penunjang
1)
Laboratorium
§ darah
(HB, Gol darah, Glukosa)
§ Urine
(tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
§ pemeriksaan
swal (lender vagina dan servik)
2) USG
§ Jenis kelamin
§ Taksiran
kelahiran, TBJ, jumlah cairan amnion
F.
Tabel
Diagnosa keperawatan
No
|
Kala
|
Diagnosa Keperawatan
|
1
|
Kala I
|
1. Nyeri
berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
2. Kelelahan
berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat peningkatan
metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan.
3. Cemas
b.d krisis situasional akibat proses persalinan
|
2
|
Kala II
|
1.
Nyeri akut
berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi dan pola kontraksi
2.
Resiko infeksi
maternal berhubungan prosedur invasive berulang persalinan yang lama atau pecah ketuban
3.
Risiko terhadap
kerusakan integritas kulit / jaringan b/d pencetusan persalinan, pola
kotraksi hipertonik, janin besar.
|
3
|
Kala III
|
1.
Resiko cidera
material berhubungan posisi selama melahirkan dan keselitan dalam plasenta
2.
Nyeri berhubungan
dengan trauma jaringan respon fisiologis setelah melahirkan
3.
Risiko infeksi b/d
trauma jaringan, sisa plasenta yang tertahan.
|
4
|
Kala IV
|
1. Nyeri
akut berhubungan dengan trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan
psikologis
2. Perubahan
proses keluarga berhubungan dengan tranmisi .peningkatan perkembangan anggota
keluarga.
3. Kekurangan
volume cairan b/d kelelahan / kegagalan miometri dari mekanisme homeostatic.
|
BAB IV
PENGKAJIAN INTRANATAL
A. Data umum
Inisial klien : Ny. K
Umur :
32 tahun
Alamat : ladang kibaran
Pekerjaan : Ibu RT
Suku bangsa : Minang
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan terakhir : SMP
Tanggal masuk : 23 – 12 – 2014
Tanggal pengkajian : 25 – 12 - 2014
Nama Suami :Tn. L
Umur :
35 tahun
Pekerjaan : wiraswasta
B. Data umum kesehatan
1. Tinggi
badan / berat badan : 168 cm / 80 kg
2. Berat
badan sebelum hamil : 67 kg
3. Masalah
kesehatan kehamilan
pada saat pengkajian klien
mengatakan tidak ada masalah selama kehamilan.
4. Obat
– obatan
Klien mengatakan tidak ada mengkonsumsi
obat – obatan selama kehamilan.Hanya vitamin untuk bumil.
5. Alergi
(obat / makanan / bahan tertentu)
klien mengatakan tidak
ada alergi baik terhadap obat-obatan maupun makanan.
6. Diet
khusus
Klien mengatakan tidak ada melakukan
diet khusus selama masa kehamilan
7. Kien
tidak ada menggunakan gigi tiruan, kaca mata, lensa kontak dan alat dengar.
8. Eliminasi
1) Frekuensi
BAK 3X dalam sehari dan tidak ada klien tidak ada masalah dalam buang air kecil
2) Frekuensi
BAB ± 1X dalam sehari dan tidak ada masalah dalam buang besar
9. Intake
output
1) Intake
250 ml
2) Output
150 ml
10. Kebiasaan
waktu tidur
Klien mengatakan tidur ± 8 jam dalam
sehari yaitu pagi dan malam hari.
C. Data umum kebidanan
1. Klien
mengatakan kehamilan sekarang direncanakan
2. Status
obstetrikus : G3 P2 A0 H2
3. HPHT : 16
- 03 - 2014taksiran partus 23 -12 - 2014
4. Jumlah
anak di rumah
No
|
Tahun
|
Cara
lahir
|
BB
anak
|
Keadaan
|
1
|
2003
|
Spontan
|
2900
|
Sehat
|
2
|
2011
|
Spontan
|
3100
|
sehat
|
5. Klien
mengatakan tidak adatidak pernah mengikuti kelas prenatal selama kehamilan
6. Klien
mengatakan melakukan control kehamilan hanya 3 kali yaitu pada kehamilan 2
bulan 6 bulan dan 8 bulan
7. Klien
mengatakan tidak ada mengalami masalah selama kehamilan baik kehamilan yang
sekarang mauoun kehamilan sebelumnya.
8. Klien
mengatakan setelah melahirkan akan merencanakan melakukan KB.
9. Klien
mengatakan setelah bayinya lahir, klien mengharapkan suami dan keluarga yang
lain membantu klien sampai benar-benar kuat setelah melahirkan.
D. Riwayat Persalinan
Sekarang
1. Mulai
persalinan (kontraksi/pengeluaran pervaginam) :
Tanggal/jam : 25-12-2014
Jam 14.00
2. Keadaan
kontraksi (frekuensi dalam 10 menit, lamanya kekuatan :
Klien mengatakan ada
kontraksi 3x dalam 10 menit. (35-40)
3. Frekuensi
dan kualitas denyut jantung janin :
Denyut jantung janin
terdengar 142x/i.
4. Klien
mengeluh nyeri perut bagian bawah menjalar ke belakang
5. Pemeriksaan
fisik :
1. Kenaikan
BB selama kehamilan ±13 kg
2. Tanda-tanda
vital :
TD : 110/60 mmHg
N : 81x/i
S : 36,5˚C
R : 21x/i
3. Kepala
a. Tidak
ada ketombe
b. Rambut
klien keriting dan berwarna hitam
c. Tidak
ada jejas dan udem
d. Tidak
ada bekas jahitan
4. Mata
a. Simetris
kiri dan kanan
b. Sclera
tidak ikterik
c. Konjungtiva
tidak anemis
d. Reflek
pupil baik
e. Fungsi
penglihatan klien baik
5. Hidung
a. Letak
simetris
b. Sputum
nasal ada
c. Tidak
ada secret
d. Tidak
ada pholip
e. Fungsi
penciuman klien baik
6. Telinga
a. Simetris
kiri dan kanan
b. Tidak
ada serumen
c. Tidak
ada benjolan
7. Mulut
& Gigi
a.
Mukosa bibir kering
b.
Tidak ada stomatitis
c.
Tidak ada karies
dentist
d.
Gigi klien lengkap
e.
Fungsi pengecapan klien
baik
8. Leher
a. Tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening
b. Tidak
ada kaku kuduk
c. Nadi
karotis teraba
9. Payudara
a. simetris
kiri dan kanan
b. Putting
susu ibu menonjol keluar
c. Areola
mamae klien menghitam
d. tidak
ada masa
e. Tidak
ada benjolan
f. Tidak
ada nyeri
10. Thorax
Jantung
I : iktus kordis tidak
terlihat
Tidak ada bulging
precordial (daerah pericardial yg lebih menonjol dari dinding dada)
P : iktus cordis teraba
di RIC ke 5
P : bunyi pekak yaitu
di antara iga ke 2 sampai ke 5
A : bunyi jantung
regular
Paru
I : pergerakan dinding
dada simetris
Tidak ada penggunaan otot bantu nafas
Tidak ada kelainan yang abnormal
P : tidak ada nyeri
Fremitus kiri dan kanan
P : resonansi
A : bunyi nafas vesikuler
Tidak ada ronchi/wheezing
11. Abdomen
Inspeksi
: perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan, kontraksi baik, tidak ada
jejas, terdapat strie.
Palpasi
: L1 : fundus uteri teraba 2 jari dibawah pusat , teraba massa, bulat.
L2
: teraba tahanan besar di pada bagian perut ibu sebelah kanan terdapat punggung
janin, dan bagian perut ibu sebelah kiri teraba kecil-kecil terdapat
ekstremitas janin.
L3
: teraba massa bulat, keras
L4
: divergen
Auskultasi
: Djj 140 x/i
6. Pemeriksaan
dalam pertama :
Hasil Vt 4 cm, Portio Lunak, ketuban (+)
Ketuban utuh pecah tanggal 25 – 11 –
2014 warna jernih.
E. Data Psikososial
1. Penghasilan
keluarga setiap bulan Rp. 1.500.000
2. Klien
mengatakan sangat senang dengan kehamilan sekarang apalagi bayinya lahir dengan
selamat, berjenis kelamin perempuan karna dua orang anaknya sebelumnya laki-laki
3. Suami
klien mengatakan juga sangat senang dengan kehamilan istrinya sekarang
F. Laporan Persalinan
I. Pengkajian
Awal
Tanggal Pengkajian :
25-12-2014 Jam : 14.00
WIB
Tanda-tanda vital :
TD : 110/60 mmHg S : 36,5˚C
N : 81x/I R
: 21x/i
Pemeriksaan Palpasi
Abdomen :
Fundus uteri teraba 3
jari di bawah Px, Puki, Kepala Bdp
Hasil Pemeriksaan dalam
:
Vt 4 cm, Portio lunak,
persentasi kepala, ketuban utuh, penurunan kepala HIII.
Dilakukan klisma :
Tidak ada
Perdarahan pervaginaan
:
Ada, karena ada
kontraksi uterus.
Kontraksi uterus :
Baik, terjadi 3x dalam
10 menit
DJJ :
142x/i
Status janin :
Baik, jumlah 1
II. Kala
Persalinan
KALA
I
Mulai persalinan
tanggal : 25-12-2014 Jam
: 18.00 WIB
Tanda gejala :
Perut terasa sakit,
vagina keluar banyak air
TTV :
TD : 110/60 mmHg S : 36,5˚C
N : 81x/I R
: 21x/i
Lama kala 1 : 5 jam
Keadaan psikososial :
Klien mau bekerjasama
dalam proses persalinan bayinya dan merasakan nyaman dalam proses persalinan.
Tindakan :
Memberikan teknik nafas
dalam dan rasa nyaman kepada klien
Pengobatan :
Kloen terpasang infus
RL di tangan sebelah kiri kolf 1 dengan drip oxitocin 1 ampul
Intake 50 ml
Output 100 ml
KALA
II
Kala II mulai tanggal
26-12-2014 Jam : 14.00
WIB
Lama kala II : 2 jam
Tanda gejala :
Klien tampak gelisah,
keluar air dari vagina semakin banyak
Jelaskan upaya meneran
:
Mengajarkan cara
meneran pada pasien agar memudahkan dalam persalinan
Tindakan : menolong ibu
dalam persalinan dan episiotomy.
Catatan kehamilan :
Bayi lahir jam 14.50
WIB
Nilai apgar 6/7
Perineum : tidak utuh,
terjadi episiotomy
Banding ibu dan bayi :
Saat bayi lahir diletakan diatas perut ibu.
TTV : TD : 110/70 mmHg
N :
84x/i
S :
36,8˚C
R :
21X/I
Pengobatan : oxitocin 1
amp di berikan melalui injeksi bolus
Postpargin 1 amp di berikan melalui injeksi bolus
Tindakan : Heacting
Perineum
KALA
III
1. Tanda
dan gejala : pasien merasa nyaman.
2. Plasenta
lahir jam : 14.30
3. Cara
lahir plasenta : setelah bayi lahir
dan sampai proses keluarnya plasenta dan dilakukan pemeriksaan plasenta apakah
plasenta yang dilahirkan lengkap atau masih ada yang keluar. Berlangsung selama
30 menit.
4. Karakteristik
plasenta : plasenta letaknya didepan atau
dibelakang dinding uterus agak keatas kearah fundus uteri. Plasenta berbentuk
bundar atau hamper bundar dengan diameter 15 – 20 cm dan tebal lebih kurang 2,5
cm dan beratnya rata – rata 500 gram, jumlah celah pada plasenta 20 kotiledon,
panjang tali pusat 65 cm.
5. Keadaan
psikososial : klien mau bekerja sama
dalam proses pengeluaran plasenta.
6. Tindakan : nmelakukan proses pengeluaran
plasenta hingga bersih dan tidak ada yang tersisa
7. Intake
50 ml
8. Output
: 150 ml.
KALA IV
1. Mulai
jam : 15.00
2. Tanda
– tanda vital:
a. TD
120/80 Mmhg
b. N
78X/i
c. R
18 x/i
d. S
36,5
3. Keadaan
uterus :perut teraba lembek, TFU 2 jari bawah pusat.
4. Pendarahan
500 cc, karakteristik merah tua.
5. Tindakan
: memantau pendarahan dan tinggi fundus.
6. Intake
: 20 ml
7. Output
: 75 ml
Bayi
1. Bayi
lahir pada tanggal 26 – 12 – 2014 jam 14.50
2. Jenis
kelamin perempuan.
3. Nilai
APGAR 6/7
4. Berat
/ PB Bayi 3100 / 50 cm
5. Karakteristik
bayi : bayi lahir dengan anggota tubuh lengkap dan jalan lahir menangis
6. Lingkar
kepala : 30 cm
7. Lingkar
dada : 34 cm
8. Suhu
36,2
9. Anus
berlubang.
10. Perawatan
tali pusat : membersihkan tali pusat dan beri alcohol pakai kasa.
11. Perawatan
mata : mata normal dan dilakukan perawatan mata dengan cara membersihkan mata
dari yang terdalam hingga yang terdekat.
G. Analisa Data Kala I
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1
|
DS:
1. Ibu
mengatakan nyeri perut bagian bawah menjalar ke belakang.
DO :
1.
Ibu tampak meringis,
2.
Memegang tangan
perawat saat kontraksi
3.
Ibu tampak mengelus –
ngelus pinggang.
4.
Ttv :
TD
: 130/80
N : 78 x/i
S : 37 C
R : 16 x/i
5.
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi :
perut tampak membuncit sesuai usia kehamilan 38 – 39 minggu, kontraksi baik,
tidak ada jejas, terdapat strie.
Palpasi : L1 :
fundus uteri teraba 2 jari dibawah pusat , teraba massa, bulat.
L2 : teraba
tahanan besar di pada bagian perut ibu sebelah kanan terdapat punggung janin,
dan bagian perut ibu sebelah kiri teraba kecil-kecil terdapat ekstremitas
janin.
L3 : teraba
massa bulat, keras
L4 : divergen
Auskultasi :
Djj 140 x/i
6.
Pembukaan servik 4 cm
7.
Ketuban masih utuh
8.
Portio masih tebal
9.
Pelepasan darah dan
lender (+)
10. Mengobservasi
his dalam 10” ada 4x his lamanya 45”
11. Djj
136x/i
12. Dianjurkankan
memerengkan kekiri
13. Mengobservasi
his : dalam 10 ada 4x his lamanya 45’’
14. Djj
140 x/i
15. Ibu
merasakan keluar air, ternyataair tesebut air ketubanyang sudah pecah.
|
Kontraksi
Uterus
|
Nyeri
|
Analisa
Data Kala II
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1
|
DS
:
1.
Ibu mengatakan nyeri
perut semakin bertambah.
2.
Ibu mengatakan ingin
buang air besar.
DO :
1.
Ibu meringis
kesakitan.
2.
Ibu berusaha
mengedan.
3.
Ibu banyak
berkeringat
4.
Pembukaan lengkap
5.
Terdapat episiotomi 4
cm pada vagina
|
tekanan mekanik pada bagian presetansi
|
Gangguan
rasa nyaman nyeri
|
2
|
DS
:
1.
Ibu mengatakan perut
sakit.
2.
Ibu mengatakan nyeri
pada perineum
DO :
1.
Ibu tampak pucat.
Ibu tampak
kelelahan.
2.
Ibu tampak meringis.
3.
Ibu berkeringat
banyak
4.
Jumlah darah yang
keluar 400 ml
|
prosedur invansif
berulang
|
Resiko infeksi maternal
|
Analisa
Data Kala III
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1
|
DS
:
1. Ibu
mengatakan nyeri pada perut bagian bawah.
2. Ibu
mengatakan nyeri tak tertahan kan.
DO :
1. Ibu
tampak meringis.
2. Ibu
tampak meneran
3. Ibu
tampak pucat
4. TFU
: 3 jari
5. dibawah
pusat
6. Perdarahan
250 ml
7. setelah
bayi lahir dan sampai proses keluarnya plasenta dan dilakukan pemeriksaan
plasenta apakah plasenta yang dilahirkan lengkap atau masih ada yang keluar.
Berlangsung selama 30 menit
|
Respon fisiologis saat melahirkan
|
Nyeri
|
2
|
DS:
1. Ibu
mengatakan merasa kelelahan
2. Ibu
mengatakan merasa haus.
DO :
1. Ibu
tampak lelah.
2. Ibu
tampak letih.
3. Ibu
tampak meringis.
4. Skala
nyeri klien 5
5. Ttv :
TD : 130/70
N : 87 x/i
R : 21 x/i
S : 36,5 %
6. plasenta
letaknya didepan atau dibelakang dinding uterus agak keatas kearah fundus
uteri. Plasenta berbentuk bundar atau hamper bundar dengan diameter 15 – 20
cm dan tebal lebih kurang 2,5 cm dan beratnya rata – rata 500 gram, jumlah
celah pada plasenta 20 kotiledon, panjang tali pusat 65 cm
|
posisi selama
melahirkan
|
Resiko cedera
(maternal)
|
Analisa
Data Kala IV
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1
|
DS :
1. Klien
mengatakan nyeri pada vagina dan nyeri pada bagian bawah perut.
DO :
1. Klien
tampak meringis
2. Raut
wajah tampak tegang.
3. Tampak
robekan pada perineum.
4. adanya
luka episiotomy dengan pangjangnya 4 cm .
|
Trauma
mekanisme
|
Nyeri
|
2
|
DS :
1. Klien
mengatakan merasa haus
2. Klien
mengatan ingin minum.
DO :
1.
Klien tampak
kelelahan.
2.
Klien tampak
berkeringat banyak.
3.
Klien tampak gelisah
4.
Intake : 20 ml
5.
Output : 75 ml
6.
Intake kala I – IV :
120 ml + cairan RL 150 ml = 270 ml
7.
Output kala I – IV :
325 ml
|
Intake
dan output tidak adekuat
|
Kekurangan
volume cairan
|
H. Laporan Partus Normal
“SYAIR
OBSETRI”
Nama Klien : Ny K
Status Obsetri : Partus Normal Dengan Cara Spontan G3 P2 A0
H2
Hari
/ Tanggal / Jam
|
Keterangan
|
Selasa
23 – 12 – 2014
Jam 14.00
Jam 16.30
17.00
|
Klien masuk KB IGD
RSUD Dr. Ahmad Mochtar Bukittinggi dengan keluhan nyeri perut bawah tembus ke
belakang, keluar lender sejak jam 11.00
Pengkajian dimulai
jam 14.15 oleh Dr. Nelfi dengan Hasil :
1. Pembukaan
serviks 4 cm
2. Ketuban
masih utuh
3. Portio
masih tebal dan lunak.
4. Darah
dan lendir (+)
Pemeriksaan Luar :
1. TFU
3 jari di bawah Px
2. Situs
anak memanjang
3. Punggung
kiri
4. Turunnya
bagian terendah (BDP)
5. Djj
136 x/i
6. Ibu
disuruh miring kiri
Dilakukan pemeriksaan ulang oleh Dr. Nelfi :
1. Pembukaan
servik 4 cm
2. Ketuban
masih utuh
3. Portio
masih tebal
4. Pelepasan
darah dan lender (+)
5. Mengobservasi
his dalam 10” ada 4x his lamanya 45”
6. Djj
136x/i
7. Dianjurkankan
memerengkan kekiri
8. Mengobservasi
3x dalam 10 menit.
9. Djj
140 x/i
10. Ibu
merasakankeluar air, ternyataair tesebut air ketubanyang sudah pecah.
Akhir
kala I
1.
pada saat ibu sudah
merasakan ingin BAB, dia merasakan adanya dorongan untuk meneran, ada tekanan
pada anus, perineum meninjol, dan vulva terbuka.
2.
Menyiapkan dan
memastikan kondisi peralatan dalam keadaan baik dan siap pakai
3.
Memakai celemek
plastic
4.
Memastikan lengan/tangan
tidak memakai perhiasan
5.
Mencu tangan dengan
sabun dibawah air mengalir dan dikeringkan dengan handuk, memakai sarung
tagan DTT pada tangan kanan untuk pemeriksaan dalam
6.
Mengambil spoit
dengan tangan kanan yang telah dipakai sarung tangan, isi dengan oxytocin 1
amp dan diletakkan dalam posisi terbalik dalam wadah DTT
7.
Membersihkan vulva
dan perineum menggunakan kapas cbok dengan gerakkan dari vukva ke perineum.
8.
Intake : 50 ml
9.
Output : 100 ml
Kala
II
1. Melakukan
pemeriksaan dalam, hasilnya pembukaan lengkap (10 cm), putaran paksi dalam
selsasai, ketuban (-), penurunan kepala H III –IV
2. Mencelupkan
tangan kanan dalam larutan klorin 0,5 % membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya
kedalam larutan klorin 0,5%
3. Memeriksa
denyut jamtung janin, hasilnya 144x/i
4. Memberitahukan
ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan baik dn meminta ibu untuk meneran
saat ada his.
5. Memimpin
ibu meneran saat his dan terus memerikan dukunga atas usaha ibu beristirahat
dan bila tak ada his.
6. Saat
kepala tampak di vulva ± 5 – 6 cm, pasang sarung pada perut ibu
7. Meletakkan
duk steril di bokonh ibu
8. Membuka
tutup partus set
9. Memakai
sarung tanagn pada kedua tangan
10. Pada
asaat sub oxyput tampak dibawah syimphisis tangan kanan ibu.
Kala
III
1. Memeriksa
fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal / ganda
2. Memberi
tahu ibu untuk di suntik
3. Menyuntikan
oxytoxin 1 ampul
4. Memindahkan
klem tali pusat hingga berjarak 5 – 10 cm
5. Jika
tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa adanya kemajuan plasenta
6. Saat
plasenta tampak pada vulva, memegang plasenta dengan kedua tangan dan
melakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah
robeknya selaput ketuban.
7. Intake
: 50 ml
8. Output
: 150 ml
Kala
IV
1. segera
setelah plasenta lahir lakukan message fundus uteri.
2. Memeriksa
apakah ada robekan jalan lahir yang menimbulkan perdarahan
3. Memeriksa
kelengkapan plasenta
4. Memasukan
plasenta ke dalam kantong plastic.
5. Setelah
itu perawatan tali pusat bayi dilanjutkan dengan mengikat tali pusat 1 cm,
dari umbilicus dan simpul mati.
6. Melepaskan
klem yang ada pada tali pusat
7. Membungkus
kembali bayi dan di berikan kepada ibunya.
8. Semua
peralatan di bersihkan.
9. Memcuci
tangan dengan air mengalir dan sabun
10. Intake
: 20 ml
11. Output
: 75 ml
Observasi
kala IV
1. Ttv :
TD : 130/70
N
: 87 x/i
R
: 21 x/i
S : 36,5 %
2. TFU
: 2 jari dibawah pusat
3. Kontraksi
: baik
4. Lochea
rupra
|
I. Daftar table diagnosa
kasus pada Tgl 26 – 12 - 2014
No
|
Kala
|
Diagnosa Keperawatan
|
1
|
Kala I
|
1.
Nyeri berhubungan
dengan kontraksi uterus selama persalinan
|
2
|
Kala II
|
1. Nyeri
akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi
2. Resiko
infeksi maternal berhubungan dengan prosedur invasive berulang persalinan yang lama
|
3
|
Kala III
|
1. Nyeri
berhubungan dengan trauma jaringan respon fisiologis setelah melahirkan
2. Resiko
cidera material berhubungan dengan posisi selama melahirkan
|
4
|
Kala IV
|
1. Nyeri
akut berhubungan dengan trauma mekanis
2. Kekurangan
volume cairan b/d kelelahan
|
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Post partum adalah proses lahirnya
bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu
dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam (Saifuddin,2002).Post
portum/ masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 1998) yaitu puerperium dini
yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan,
purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya mencapainya 6 – 8 minggu dan remote puerperium yaitu waktu yang
diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil / waktu
persalinan mempunyai komplikasi.
1. Pengkajian intranatal
a)
Data
umum
Inisial klien : Ny. K
Umur :
32 tahun
Alamat :
ladang kibaran
Pekerjaan : Ibu RT
Suku bangsa : Minang
Status perkawinan : Kawin
Pendidikan terakhir : SMP
Tanggal masuk : 23 – 12 – 2014
Tanggal pengkajian : 25 – 12 - 2014
Nama Suami :Tn. L
Umur :
35 tahun
Pekerjaan : wiraswasta
b)
Data
umum kesehatan
1. Tinggi
badan / berat badan : 168 cm / 80 kg
2. Berat
badan sebelum hamil : 67 kg
3. Masalah
kesehatan kehamilan
pada saat pengkajian
klien mengatakan tidak ada masalah selama
kehamilan.
4. Obat
– obatan
Klien mengatakan tidak ada mengkonsumsi
obat – obatan selama kehamilan.Hanya vitamin untuk bumil.
5. Alergi
(obat / makanan / bahan tertentu)
klien mengatakan tidak
ada alergi baik terhadap obat-obatan maupun makanan.
6. Diet
khusus
Klien mengatakan tidak ada melakukan
diet khusus selama masa kehamilan
7. Kien
tidak ada menggunakan gigi tiruan, kaca mata, lensa kontak dan alat dengar.
8. Eliminasi
a) Frekuensi
BAK 3X dalam sehari dan tidak ada klien tidak ada masalah dalam buang air kecil
b) Frekuensi
BAB ± 1X dalam sehari dan tidak ada masalah dalam buang besar
9. Intake
output
3) Intake
250 ml
4) Output
150 ml
10. Kebiasaan
waktu tidur
Klien mengatakan tidur ± 8 jam dalam
sehari yaitu pagi dan malam hari.
c)
Data
umum kebidanan
11. Klien
mengatakan kehamilan sekarang
direncanakan
12. Status
obstetrikus : G3 P2 A0 H2
13. HPHT : 16
- 03 - 2014taksiran partus 23 -12 - 2014
14. Jumlah
anak di rumah
No
|
Tahun
|
Cara
lahir
|
BB
anak
|
Keadaan
|
1
|
2003
|
Spontan
|
2900
|
Sehat
|
2
|
2011
|
Spontan
|
3100
|
sehat
|
15. Klien
mengatakan tidak adatidak pernah mengikuti kelas prenatal selama kehamilan
16. Klien
mengatakan melakukan control kehamilan hanya 3 kali yaitu pada kehamilan 2
bulan 6 bulan dan 8 bulan
17. Klien
mengatakan tidak ada mengalami masalah selama kehamilan baik kehamilan yang
sekarang mauoun kehamilan sebelumnya.
18. Klien
mengatakan setelah melahirkan akan merencanakan melakukan KB.
19. Klien
mengatakan setelah bayinya lahir, klien mengharapkan suami dan keluarga yang
lain membantu klien sampai benar-benar kuat setelah melahirkan.
d)
Riwayat
Persalinan Sekarang
a) Mulai
persalinan (kontraksi/pengeluaran pervaginam) :
Tanggal/jam :
25-12-2014 Jam 14.00
Keadaan kontraksi (frekuensi
dalam 10 menit, lamanya kekuatan :
Klien mengatakan ada
kontraksi 3x dalam 10 menit. (35-40)
b) Frekuensi
dan kualitas denyut jantung janin :
Denyut jantung janin
terdengar 142x/i.
c) Klien
mengeluh nyeri perut bagian bawah menjalar ke belakang
d) Pemeriksaan
fisik :
1. Kenaikan
BB selama kehamilan ±13 kg
2. Tanda-tanda
vital :
TD : 110/60 mmHg
N : 81x/i
S : 36,5˚C
R : 21x/i
3. Kepala
1) Tidak
ada ketombe
2) Rambut
klien keriting dan berwarna hitam
3) Tidak
ada jejas dan udem
4) Tidak
ada bekas jahitan
4. Mata
1)
Simetris kiri dan kanan
2)
Sclera tidak ikterik
3)
Konjungtiva tidak
anemis
4)
Reflek pupil baik
5)
Fungsi penglihatan
klien baik
5. Hidung
1) Letak
simetris
2) Sputum
nasal ada
3) Tidak
ada secret
4) Tidak
ada pholip
5) Fungsi
penciuman klien baik
6. Telinga
1) Simetris
kiri dan kanan
2) Tidak
ada serumen
3) Tidak
ada benjolan
7. Mulut
& Gigi
1)
Mukosa bibir kering
2)
Tidak ada stomatitis
3)
Tidak ada karies
dentist
4)
Gigi klien lengkap
5)
Fungsi pengecapan klien
baik
8. Leher
1) Tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening
2) Tidak
ada kaku kuduk
3) Nadi
karotis teraba
9. Payudara
1) simetris
kiri dan kanan
2) Putting
susu ibu menonjol keluar
3) Areola
mamae klien menghitam
4) tidak
ada masa
5) Tidak
ada benjolan
6) Tidak
ada nyeri
10. Thorax
Jantung
I : iktus kordis tidak
terlihat
Tidak ada bulging
precordial (daerah pericardial yg lebih menonjol dari dinding dada)
P : iktus cordis teraba
di RIC ke 5
P : bunyi pekak yaitu
di antara iga ke 2 sampai ke 5
A : bunyi jantung
regular
Paru
I : pergerakan dinding dada
simetris
Tidak ada penggunaan
otot bantu nafas
Tidak ada kelainan yang
abnormal
P : tidak ada nyeri
Fremitus kiri dan kanan
P : resonansi
A : bunyi nafas vesikuler
Tidak ada
ronchi/wheezing
11. Abdomen
Inspeksi : perut tampak membuncit sesuai
usia kehamilan, kontraksi baik, tidak ada jejas, terdapat strie.
Palpasi : L1 : fundus uteri teraba 2
jari dibawah pusat , teraba massa, bulat.
L2
: teraba tahanan besar di pada bagian perut ibu sebelah kanan terdapat punggung
janin, dan bagian perut ibu sebelah kiri teraba kecil-kecil terdapat
ekstremitas janin.
L3
: teraba massa bulat, keras
L4
: divergen
Auskultasi : Djj 140 x/i
12. Pemeriksaan
dalam pertama :
Hasil Vt 4 cm, Portio
Lunak, ketuban (+)
Ketuban utuh pecah
tanggal 25 – 11 – 2014 warna jernih.
2. Daftar table diagnosa
kasus pada Tgl 26 – 12 - 2014
No
|
Kala
|
Diagnosa Keperawatan
|
1
|
Kala I
|
2.
Nyeri berhubungan
dengan kontraksi uterus selama persalinan
|
2
|
Kala II
|
3. Nyeri
akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi
4. Resiko
infeksi maternal berhubungan dengan prosedur invasive berulang persalinan yang lama
|
3
|
Kala III
|
3. Nyeri
berhubungan dengan trauma jaringan respon fisiologis setelah melahirkan
4. Resiko
cidera material berhubungan dengan posisi selama melahirkan
|
4
|
Kala IV
|
3. Nyeri
akut berhubungan dengan trauma mekanis
4. Kekurangan
volume cairan b/d kelelahan
|
B.
Saran
a.
Pasien
Diharapkan
pasien dapat memahami pengertian, penyebab, klasifikasi, fisiologi
dan penatalaksanaan pada saat post partum .
b.
Perawat
Diharapkan kepada perawat dapat menggunakan proses
keperawatan sebagai kerangka kerja untuk perawatan pasien dengan post partum.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Abdul
bari Saifudin, 2003. Buku Panduan Pratis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
2. Bagian
Obsetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung.
2004. Obsetri Fisiologi Bandung :
Element.
3. Doenges
M. E. 2004. Rencana Perawatan Maternal /
Bayi, Edisi 2. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran , EGC.
4. Hacer
/ More. 2004. Buku Acuan Nasionan
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka.
Jakarta.
5. Mochtar
Rustam. 2007. Sinopsis Obsetri : Obsetri
Fisiologi, Obsetri Patologi, Jilid I, Edisi 2, Editor : Delfi Lutan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC.
6. Mary
Hamilton, Persis. 2001. Dasar – dasar
Keperawatan Maternitas Edisi 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
7. Saifuddin,
AB. Dkkm. 2004. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal. Edisi I Catatan I. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
8. Sarwono,
1999. Ilmu Bedah Kebidanan, Yayasan
Sarwono, Jakarta.
terimakasih banyak udah share... :)
BalasHapushttp://cv-pengobatan.com/pengobatan-alami-kanker-serviks/