TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP DASAR CA REKTI
1. Definisi
Karsinoma rekti adalah
suatu keadaan dimana terjadi pertumbuhan jaringan abnormal pada daerah rektum.
Jenis terbanyak adalah adenokarsinoma
(kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan
lainnya) banyak 65% ditemui pada usia 40 tahun ke atas dengan insiden puncak.
2. Etiologi
Penyebab pasti belum
diketahui, ttapi ada beberapa faktor predisposisi yang berhubungan dengan Ca
Rekti
a. Herediter
Anak-anak
yang bersasal dari orang tua yang menderita Ca mempunyai 3,5 kali lebih besar
daripada anak yang mempunyai orangtua sehat
b. Gaya hidup
Orang yag merokok dapat
meningkatkan resiko terbentuknya adenoma dan juga kenaikan resiko perubahan
adenoma menjadi kanker
Diet/pola makan yang tinggi
lemak dan sedikit serat menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob,
menyebabkan timbulnya kanker colorektal
c. Riwayat penyakit usus
inflamasi kronis
Adenoma
dikolon terjadi dalam bentuk villi dapat mengalami degenerasi maligna menjadi
adenokarsinoma
Familial
poliposis merupakan kondisi premaglina dimana + 7% poliposis akan mengalami
degenerasi maligna.
Kolitis
ulseratif, mempunyai resiko besar terjadi Ca Rekti
3. Patofisiologi
Penyebab kanker pada saluran cerna bagian bawah tidak diketahui secara pasti. Polip dan ulserasi colitis kronis dapat berubah menjadi ganas tetapi dianggap bukan sebagai penyebab langsung. Asam empedu dapat berperan sebagai karsinogen yang mungkin berada di kolon. Hipotesa penyebab yang lain adalah meningkatnya penggunaan lemak yang bisa menyebabkan kanker kolorektal.
Tumor-tumor pada Recti dan kolon asendens merupakan lesi yang pada umumnya berkembang dari polip yang meluas ke lumen, kemudian menembus dinding kolon dan jaringan sekitarnya. Penyebaran tumor terjadi secara limfogenik, hematogenik atau anak sebar. Hati, peritonium dan organ lain mungkin dapat terkena.
Menurut P. Deyle
perkembangan karsinoma kolorektal dibagi atas 3 fase. Fase pertama ialah fase
karsinogen yang bersifat rangsangan, proses ini berjalan lama sampai puluhan
tahun. Fase kedua adalah fase pertumbuhan tumor tetapi belum menimbulkan
keluhan (asimtomatis) yang berlangsung bertahun-tahun juga. Kemudian fase
ketiga dengan timbulnya keluhan dan gejala yang nyata. Karena keluhan dan
gejala tersebut berlangsung perlahan-lahan dan tidak sering, penderita umumnya
merasa terbiasa dan menganggap enteng saja sehingga penderita biasanya datang
berobat dalam stadium lanjut.
4. Manifestasi klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit
dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah
perubahan kebiasaan defekasi, pasase darah dalam feses. Gejala juga dapat
mencakup anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksia, penurunan BB, dan
keletihan. Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses
yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian
5. Komplikasi
Karsinoma kolon dapat bermetastase
dengan jalan
-
Langsung perkontinuitatum dinding
usus dan organ disekitarnya
-
Hematogen
-
Limfogen
Metastasis sering terjadi
ke kelenjar getah bening dan organ lain, misal ke hati, paru dan otak
Komplikasi lainnya ;
a. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus pertial/lengkap
b. Pertumbuhan dan ulserasi dapat menyerang pembuluh darah sekitar kolon
yang menyebabkan hemoragi
c. Perforasi dapat terjadi yang menyebabkan pembentukan abses
d. Peritonitis /sepsis yang dapat menimbulkan syock
6. Penatalaksanaan
Pengobatan
pada stadium dini memberikan hasil yang baik.
a. Pilihan utama adalah
pembedahan
b. Radiasi pasca bedah
diberikan jika:
1) Sel karsinoma telah menembus
tunika muskularis propria
2) Ada metastasis ke kelenjar
limfe regional
3) Masih ada sisa-sisa sel
karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada metastasis jauh.
(Radiasi pra bedah hanya
diberikan pada karsinoma rektum).
c. Obat sitostatika diberikan
bila:
1)
Inoperabel
2) operabel tetapi ada
metastasis ke kelenjar limfe regional, telah menembus tunika muskularis propria
atau telah dioperasi kemudian residif kembali.
Obat
yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah adalah:
1. Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg
BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut. Pemberian berikutnya pada hari
ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan total 6 siklus.
2. Futraful 3-4 kali 200
mg/hari per os selama 6 bulan
3. Terapi kombinasi (Vincristin
+ FU + Mthyl CCNU)
Pada
penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus operabel hanya
lamanya pemberian tidak terbatas selama obat masih efektif. Selama pemberian,
harus diawasi kadar Hb, leukosit dan trombosit darah.Pada stadium lanjut obat
sitostatika tidak meberikan hasil yang memuaskan.
7. Stadium Ca Recti
a. Sistem Dukes modifikas astter coller
Stadium
A
Terbatas pada dinding usus 97%
Stadium B Menembus lapisan muskularis mukosa 80%
Stadium C Metastosis ke kelenjar limfe
Stadium C1 Beberapa kelenjar limfe (1-4 bh) 65%
Stadium C2 Metastasis ke kelenjar limfe > 5 bh 35%
Stadium D Metastasis ke organ lain ; hati 35%
Stadium B Menembus lapisan muskularis mukosa 80%
Stadium C Metastosis ke kelenjar limfe
Stadium C1 Beberapa kelenjar limfe (1-4 bh) 65%
Stadium C2 Metastasis ke kelenjar limfe > 5 bh 35%
Stadium D Metastasis ke organ lain ; hati 35%
b. Stadium Berdasarkan TNM
Tx :
tumor primer tidak dapat dinilai
To :
tumor primer tidak ditemukan
Tis :
karsinoma insitu, intraepitelial/sebatas lapisan mukosa saja
T1 :
tumor menginvasi submukosa
T2 :
tumor menginvasi lapisan muskularis propia
T3 :
tumor menembus muskularis propria hingga lapisan serosa
T4 :
menginvasi organ/ struktur sekitarnya/sampai peritonium
8. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan
|
Tujuan/Interpretasi Hasil
|
1. Pemeriksaan laboratorium:
§ Tinja
§ CEA (Carcino-embryonic anti-gen)2. Pemeriksaan radiologis3. Endoskopi dan biopsi4. Ultrasonografi |
Untuk mengetahui adanya
darah dalam tinja (makroskopis/mikroskopis)
Kurang bermakna untuk
diagnosis awal karena hasilnya yang tidak spesifik serta dapat terjadi
psoitif/negatif palsu tetapi bermanfaat dalam mengevaluasi dampak terapi dan
kemungkinan residif atau metastase.
Perlu dikerjakan dengan
cara kontras ganda (double contrast) untuk melihat gambaran lesi secara
radiologis.
Endoskopi dengan
fiberscope untuk melihat kelainan struktur dari rektum sampai Recti. Biopsi
diperlukan untuk menentukan jenis tumor secara patologi-anatomis.
Diperlukan untuk mengtahui
adanya metastasis ke hati.
|
B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. Data Klinis
Nama,
umur, jenis kelamin, pekerjaan, pekerjaan, pendidikan, No.MR
2. Riwayat Kesehatan /alasan
masuk
-
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada anus yang
menjalar ke abdomen bagian bawah
-
BAB disertai darah
-
Nyeri kram abdomen
-
Perubahan pola defekasi : melena (feses hitam)
-
Konstipasi, diare, penipisan feses, tidak puas setelah BAB,
anoreksia, mual muntah, penurunan BB, keletihan
-
Memiliki kebiasaan diit tinggi lemak, protein dan daging
srerta rendah serat
3. Pola fungsional gordon
a. Pola persepsi dan manajemen
kesehatan
Terjadi
perubaha persepsi dan penanganan kesehatan karena kurang pengetahuan tentang
dampak sehingga menimbulkan persepsi negatif terhadap diri, stres, perubahan
perilaku, mudah tersinggng
b. Pola Nutrisi dan metabolik
Terjadi
penurunan nafsu makan (anoreksia) sehingga BB menurun, penurunan lemak
subkutan, penurunan masa atot, konjungtiva anemis, HB rendah
c. Pola eliminasi
Terjadi
perubahan kebiasaan defekasi, dimana konstipasi dan diare bergantian, feses
berdarah / berwarna hitam, penipisan pada feses
d. Pola latihan dan aktifitas
Klien
mengalami keletihan, nyeri pada abdomen sehingga tidak dapat melaksanakan
aktifitas sehari-hari
e. Pola kognitif dan persepsi
Tidak
terjadi perubahan
f. Pola istirahat dan tidur
Mengalami
cemas, nyeri dan kram abdomen
g. Pola konsep diri – persepsi
diri
Adanya
perubahan pada fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan gangguan pada
gambaran diri : rasa terisolasi, harga diri rendah, mekanisme koping
destruktif, perasaan tidak berdaya, kurang percaya diri dan putus asa disertai
emosi labil dan kesulitan untuk mengungkapkan
h. Pola peran dan hubungan
Tidak
dapat menjalankan peran dalam keluarga dan dalam masyarakat, membutuhkan
dukungan
i.
Pola seksualitas dan reproduksi
Mengalami
gangguan dalam hubungan seksualitas
j.
Pola pertahanan diri
Lama
rawatan, perjalanan penyakit yang kronis, perasaan tidak berdaya dapat
menyebabkan perasaan marah, cemas, takut, tidak sabara, mudah tersinggung.
k. Pola keyakinan dan nilai
Mengkaji
pola ibadah dan keyakinan selama sakit
4. Diagnosa Keperawatan
-
Nyeri
-
Konstipasi
-
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
-
Resiko perdarahan
- Ansietas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN CANCER RECTI
No.
|
Diagnosa Keperawatan
|
Criteria Hasil/outcomes (NOCs)
|
Interventions (NICs)
|
Aktifitas
|
1.
|
Nyeri kronik
Batasan karakteristik :
·
Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
·
Posisi untuk mengurangi nyeri
·
Gerakan untuk melindungi
·
Tingah laku berhati-hati
·
Muka topeng
·
Gangguan tidur
·
Fokus pada diri sendiri
·
Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses
berfikir, penurunan interaksi dengan orang lain dan lingkungan)
·
Tingkah laku distraksi
·
Respon otonom (diaphoresis, perubahan tekanan darah,
perubahan napas, perubahan nadi, dilatasi pupil)
·
Perubahan otonom dalam tonus otot (dalam rentang lemah ke
kaku)
·
Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, waspada,
iritabel, napas panjang dan mengeluh)
·
Perubahan dalam nafsu makan
Faktor yang berhubungan :
Agen Cedera
|
1.
Tingkatan kenyamanan
2.
Kontrol nyeri
3.
Tingkatan nyeri
Indikator:
1.
Klien mampu mengontrol nyeri
o mampu mengetahui faktor
penyebab
o Serangan nyeri
berkurang/hilang,
o Mampu menggunakan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri
2.
Tingkatan Nyeri
o Melaporkan yeri berkurang
o Ekspresi wajah rileks
o Gelisah ( ̶), Diaphoresis ( ̶ ),
o Vital sigs dbn, Respirate
Rate 16-24x/menit, Pulse Rate: 60-90x/menit
3.
Tingkatan Kenyaman
o Melaporkan kenyaman
o Nyeri berkurang,
o Melakukan tindakan untuk
mengurangi nyeri)
o Mampu mengontrol nyeri
|
1.
Manajemen nyeri
2.
Terapi relaksasi
3.
Pemberian analgetik
|
1.
Manajemen nyeri
Aktifitas:
§ Melakukan penilaian
terhadap nyeri seperti : lokasi, karakteristik, lama/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas, dan faktor yang meningkatkan nyeri.
§ Kaji ketidaknyamanan
secara non verbal, seperti ketidakmampuan pasien untuk berkomunikasi dengan
efektif
§ Tentukan pengaruh
pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup sehari-hari ( seperti : tidur,nafsu
makan, aktivitas, kesadaran, perasaan, hubungan sosial, penampilan kerja,dan
melakukan tanggung jawab sehari-hari)
§ Menggali factor yang
meningkatkan nyeri
§ Tentukan tingkat kebutuhan
pasien yang dapat memberikan kenyamanan pada pasien dan rencana keperawatan
§ Menyediakan informasi
tentang nyeri,contoh : penyebab nyeri, bagaimana kejadiannya, mengantisipasi
ketidaknyamanan terhadap prosedur
§ Mengontrol factor
lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan
(suhu ruangan, pencahayaan, keributan)
§ Mengurangi faktor yang
dapat meningkatkan nyeri (ketakutan, kelelahan, sifat membosankan, kurang
pengetahuan)
§ Mempertimbangkan kesediaan
pasien dalam berpartisipasi, kemampuannya dalam berpartisipasi, pilihan yang
digunakan, dukungan lain dalam metoda dan kontraindikasi dalam pemilihan
strategi mengurangi nyeri
§ Pertimbangkan tipe dan
sumber nyeri ketika memilih metode mengurangi nyeri
§ Ajarkan pasien mengenai
prinsip manajemen nyeri
§ Anjurkan pasien untuk
istirahat/tidur untuk mengurangi nyeri
§ Mengajarkan pasien
menggunakan teknik nonfarmakologi (seperti : biofeddback, hipnosis,
relaksasi, terapi music, distraksi, terapi bermain, acupressure, aplikasi
hangat/dingin, dan pijatan)
§ Dorong pasien untuk
menggunakan pengobatan nyeri yang adekuat
§ Kolaborasikan dengan
pasien dan tenaga kesehatan lainnya untuk memilih dan mengimplementasikan
metoda dalam mengatasi nyeri secara non farmakologi.
§ Gunakan cara mengontrol
nyeri sebelum menjadi menyakitkan
§ Monitor kepuasan pasien
terhadap manajemen nyeri yang diberikan dalam interval yang ditetapkan
2.
Terapi relaksasi
Aktifitas:
·
Gambarkan rasional dari relaksasi dan kegunaanya,
keterbatasan, dan tipe relaksasi yang tersedia (music, mediasi, irama nafas,
relaksasi otot)
·
Tentukan apakah ada teknik relaksasi yang sebelumnya pernah
digunakan
·
Berikan gambaran detail dalam memilih intervensi relaksasi
·
Anjurkan untuk posisi yang nyaman bagi klien
·
Anjurkan pasien untuk relax
·
Demonstrasikan dan praktekkan teknik relaksasi pada pasien
·
Gunakan suara yang halus apabila berbicara dengan klien
·
Berikan lengkungan yang nyaman, dan tidak gaduh agar pasien
bisa tidur
3.
Pemberian Analgetik
Aktifitas:
§ Cek order medis mengenai
obat, dosis dan frekuensi analgesic yang diberikan
§ Cek riwayat alergi obat
§ Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah pemberian obat analgesic dengan dosis pertama, atau catat
jika ada tanda yang tidak biasa muncul
§ Berikan perawatan
kebutuhan kenyamanan dan aktivitas lain untuk menimbulkan relaksasi untuk
memfasilitasi respon pasien terhadap analgesik
§ Berikan pengobatan
analgesic untuk pencegahan puncak dan selama kerja analgesia khususnya untuk
nyeri yang hebat.
Evaluasi keefektifan
analgesik dan efek samping obat pada interval yang sering dan teratur setelah
masing-masing pemberian.
|
2,
|
Ketidakseimbangan Nutrisi
: Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Definisi :
Asupan nutrisi tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan karakteristik :
·
Kram abdomen
·
Nyeri abdomen
·
Keengganan untuk makan
·
Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal
·
Kerapuhan pembuluh kapiler
·
Diare
·
Bising usus hiperaktif
·
Melaporkan kurangnya makanan
·
Kurangnya minat terhadap makanan
·
Penurunan berat badan
dengan intake makanan yang adekuat
·
Konjungtiva dan membran mukosa pucat
·
Tonus otot buruk
·
Melaporkan intake makanan yang kurang dari kebutuhan
kecukupan gizi harian
Faktor yang berhubungan :
Tidak mampu dalam
memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologis,
psikologis.
|
§ Nafsu makan
§ Status nutrisi
§ Status nutrisi: yang
adekuat : asupan makanan dan cairan
Indikator:
§ Nafsu Makan
o Keinginan untuk makan
meningkat
o Asupan makanan adekuat
o Asupan cairan adekuat
§ Status Nutrisi
o Asupan nutrisi adekuat
o Tonus otot normal
o Peningkatan energy
o Peningkatan BB ± 2-3 Kg/
2 minggu
o Peningkatan Body Mass
§ Status nutrisi yang
adekuat: asupan makanan dan cairan
o Asupan makanan secara oral
adekuat
o Asupan cairan secara oral
adekuat
o Asupan cairan secara IV
adekuat
o Asupan nutrisi secara
parenteral adekuat
|
§ Manajemen Nutrisi
§ Terapi Nutrisi
§ Monitor Gizi
§ Bantuan mendapatkan
peningkatan berat badan
|
1.
Manajemen Nutrisi
Aktifitas:
§ Mengkaji adanya pasien
alergi terhadap makanan
§ Berkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis gizi yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan gizi pasien
§ Mengatur pola makan dan
gaya hidup pasien
§ Mengajarkan pasien
bagaimana pola makan sehari- hari yang sesuai dengan kebutuhan
§ Memantau dan mencatat
masukan kalori dan nutrisi
§ Timbang berat badan pasien
dengan interval yang sesuai
§ Memberikan informasi yang
tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara memenuhinya
§ Membantu pasien untuk
menerima program gizi yang dibutuhkan
2.
Therapy Nutrisi
Aktifitas:
§ Memantau makanan dan
minuman yang dimakan dan hitung intake kalori sehari yang sesuai
§ Memantau ketepatan anjuran
diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sehari- hariyang sesuai
§ Berkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah kalori jenis gizi yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan gizi pasien
§ Memberikan makanan sesuai
dengan diet yang dianjurkan
§ Memantau hasil labor
Memberikan
§ Mengajari kepada keluarga dan pasien secara tertulis
contoh diet yang dianjurkan
3.
Monitor Gizi
Aktifitas :
§ Memantau berat badan
pasien
§ Memantau turgor kulit
§ Memantau mual dan muntah
§ Memantau albumin, total
protein, Hb, hematokrit, dan elektrolit
§ Memantau tingkat energi,
lemah, letih, rasa tidak enak
§ Memantau apakah
konjungtiva pucat, kemerahan, atau kering
§ Memantau intake nutrisi
dan kalori
4.
Bantuan mendapatkan peningkatan berat badan
Aktifitas:
§ Memantau adanya rasa mual
dan rasa muntah
§ Membicarakan kemungkinan
penyebab dari berat badan di bawah normal
§ Menentukan penyebab mual
dan muntah dan penyebabnya
§ Memantau konsumsi kalori
setiap hari
§ Memantau tingkat albumin,
limfosit dan elektrolit
|
3
|
Konstipasi
Batasan Karakteristik :
Faktor yang berhubungan
Fungsional
Psikologis
Farmakologis
Mekanis
Fisiologis
|
1.
Bowel elimination
Indikator :
Pola eliminasi
Kontrol pergerakan bowel
Warna feses
Jumlah feses
Feses lunak dan berbentuk
Stool odor
Lemak dalam feses
Feses tanpa darah
Feses tanpa lendir
Konstipasi tidak ada
Diare tidak ada
Defekasi tanpa bantuan
Pencernaan serat yang adekuat
Olahraga yang adekuat
1.
Hidrasi
Indikator :
Hidrasi kulir
Membran mukosa lembab
Tidak ada edema perifer
Tidak ada asites
Abnormal thirs tidak ada
Bunyi napas tambahan tidak ada
Napas pendek tidak ada
Sunken eyes tidak ada
Tidak ada demam
Kemampuan perspirasi
Haluaran urine
BP
Hematokrit
|
1.
Manajemen konstipasi
2.
Monitor cairan
|
1.
Manajemen konstipasi
Aktifitas
:
§ kaji penyebab konstipasi pasien
§ Observasi kebiasaan eliminasi pasien (
frekuency, consistensi, kebiasaan/habit, pemakaian obat-obatan pencahar, diet
dll ).
§ Lakukan pemeriksaan fisik berkaitan dengan
kosnstipasi ( peristaltic dll )
§ Jelaskan penyebab konstipasi pada pasien.
§ Berikan diit fiber untuk mengurangi
konstipasi.
§ Kolaborasi dg dokter berkaitan dengan
konstipasi pasien
2.
Monitoring Cairan
Aktivitas :
·
Kaji tentang riwayat jumlah dan tipe
intake cairan dan pola eliminasi
·
Kaji kemungkinan factor resiko
terjadinya imbalan cairan (seperti : hipertermia, gagal jantung, diaforesis,
diare, muntah, infeksi, disfungsi hati)
·
Monitor BB, intake dan output
·
Monitor nilai elektrolit urin dan serum
·
Monitor osmolalitas urin dan serum
·
Monitor denyut jantung, status respirasi
·
Monitor TD ortostatik dan perubahan
ritme jantung
·
Monitor parameter hemodinamik invasive
·
Monitor membrane mukosa, turgor dan
rasa haus
·
Monitor warna dan kuantitas urin
·
Monitor distensi vena leher , edem
perifer dan peningkatan BB
·
Monitor tanda dan gejala asites
·
Pertahankan keakuratan catatan intake
dan output
·
Catat adanya vertigo
·
Beri agen farmakoligis untuk
meningkatkan output urin
·
Lakukan dialisa, catat respon klien
·
Beri cairan
Batasi intake cairan pertahankan aliran IV
|
4.
|
Resiko Pendarahan
Faktor Resiko :
|
1.
Status Sirkulasi
Indikator :
Tekanan sistolik dbh
Tekanan diastolik dbh
Nadi dbh
Rata-rata tekanan darah dbh
Tekanan vena central dbh
Tekanan pulmonal dbh
Tidak ada hipotensi orthostatik
Denyut jantung dbn
Tidak ada bunyi jantung abnormal
Gas darah dbn
Pertukaran 02 dari
arteri-venna dbn
Bunyi nafas abnormal tidak ada
Keseimbangan intake-output 24 jam
Perfusi jaringan perifer
Nadi perifer kuat
Nadi perifer simetris
Bruit vena besar tidak ditemukan
Distensi vena leher tidak ditemukan
Edema perifer tidak ditemukan
Asites tidak ditemukan
Status kognitif dbh
Kelemahan yang berat tidak ditemukan
2.
Status koagulasi
Indikator :
Pembentukan bekuan darah
Pendarahan
Memar
Ptekie
Protombin time normal
Red Bood count (RBC)
Partial Thromboplastin Time (PTT)
Banyaknya platelet
Level plasma fibrinogen
Hematokrit
3.
Kontrol resiko
Indikator :
Resiko dikenali
Monitor faktor resiko lingkungan
Monitor faktor resiko kebiasaan
individu
Membangun strategi kontrol resiko yang
efektif
Menyesuaikan strategi kontrol resiko
jika dibutuhkan
Melakukan strategi faktor resiko
Mengikuti strategi faktor
resiko yang telah dipilih
Modifikasi gaya hidup untuk
mengurangi resiko
Menegah terpaparnya dengan ancaman kesehatan
|
1.
Pencegahan pendarahan
2.
Perawatan sirkulasi
3.
Pendidikan kesehatan: Proses penyakit
|
1.
Pencegahan Pendarahan
Aktivitas :
Ø
Monitor kemungkinan terjadinya
perdarahan pada pasien
Ø Catat kadar HB dan Ht
setelah pasien mengalami kehilangan banyak darah
Ø Pantau gejala dan tanda
timbulnya perdarahan yang berkelanjutan 9cek sekresi pasien baik yang
terlihat maupun yang tidak disadari perawat)
Ø Pantau factor koagulasi,
termasuk protrombin (Pt), waktu paruh tromboplastin (PTT), fibrinogen,
degradasi fibrin, dan kadar platelet dalam darah)
Ø
Pantau tanda-tanda vital, osmotic,
termasuk TD
Ø
Atur pasien agar pasien tetap bed rest
juka masih ada indikasi pendarahan
Ø
Atur kepatenan/ kualitas produk / alat
yang berhubungan dengan perdarahan
Ø
Lindungi pasien dari hal-hal yang
menimbulkan trauma dan bias menimbulkan perdarahan
Ø Jangan lakukan injeksi
Ø
Gunakan sikat gigi yang lembut untuk
perawatan oral pasien
Ø
Gunakan alat ukur elektrik yang
memiliki pinggiran tepi saat pasien mencukur
Ø Hindari tindakan invasive
Ø Cegah memasukkan sesuatu
kedalam lubang daerah yang mengalami perdarahan
Ø Hindari pengukuran suhu
secar rectal
Ø
Jauhkan alat-alat berat disekitar
pasien
Ø
Instruksikan pasien untuk menghindari/
menjauhi aspirasi atau anti koagulan yang lain
Ø
Instruksikan pasien untuk menghindar
aspirin/ antikoagulan yang lain
Ø
Instruksikan pasien untuk emngkonsumsi
makanan yang mengandung vit K
Ø Cegah terjadi konstipasi
Ajarkan
pasien dan keluarga untuk mengenali tanda-gejala terjadinya perdarahan dan
tindakan pertama untuk penanganan selama perdarahan berlangsung
2.
Perawatan Sirkulasi
Aktivitas :
-
Lakukan penilaian dari sirkulasi
keseluruhan (ex : periksa detak keseluruhan, edema, kapiler refil, warna, dan
suhu dari ekstremitas)
-
Evaluasi edema dan denyutan
keseluruhan
-
Periksa kulit untuk stasis ulserasi
atau luka
-
Palpasi anggota badan dengan teliti
-
Kaji derajat ketidaknyamanan dan nyeri
-
Rendahkan ekstremitas untuk
meningkatkan sirkulasi arteri, jika memungkinkan
-
Gunakan stoking antiembolisme (ex :
elastis atau stoking yang berisi udara), jika memungkinkan
-
Buka stoking antiembolisme selama
15-20 menit setiap 8 hari
-
Angkat badan 200 atau lebih
diatas jantung untuk meningkatkan venous return, jika memungkinkan
-
Berikan pengobatan antiplatelet atau
antikoagulan, jika memungkinkan
-
Ubah posisi pasien paling sedikit
setiap 2 hari, jika memungkinkan
-
Gunakan tempat tidur/matras
terapeutik, jika memungkinkan
-
Anjurkan latihan ROM pasif atau aktif
selama istirahat, jika memungkinkan
-
Anjurkan pasien bahwa pentingnya
mencegah vena stasis (ex : tidak menyilangkan kaki, mengangkat kaki tanpa
melipat lutut, dan latihan)
-
Ajarkan pasien untuk perawatan kaki
yang tepat
-
Pelihara/atur hidrasi yang adekuat
untuk mencegah peningkatan kekentalan darah
-
Monitor status cairan, pemasukan
intake dan output
-
Batasi merokok
3. Pendidikan kesehatan: Proses penyakit
-
aktifitas :
§ Kaji
tingkat pengetahuan pasien berhubungan dengan proses penyakit yang spesifik
§ Jelaskan
patofisiologi penyakit serta anatomi dan fisiologi
§ Jelaskan
tanda-tanda dan gejala yang bisanya
muncul;
§ jelaskan
tentang proses penyakit
§ Kaji
penyebab yang mungkin
§ Berikan
informasi kepada pasien tentang kondisinya
§ Berikan
informasi tentang tindakan diagnostik yang dilakukan
§ Diskusikan
perubahan perilaku yang dapat mencegah komplikasi
§ Diskusikan
pilihan terapi
§ Fasilitasi
pasien untuk mendapatkan second opinion
§ Jelaskan
komplikasi kronik yang mungkin muncul
|
5.
|
Ansietas
Batasan karakteristik :
a) Perilaku
1)
Penurunan produktivitas
2)
Gelisah
3)
Insomnia
4)
Resah
b) Afektif
1)
Kesedihan yang mendalam
2)
Takut
3)
Gugup
4)
Mudah tersinggung
5)
Nyeri hebat
6)
Ketakutan
7)
Distres
8)
Khawatir
9)
Cemas
c) Fisiologi
1)
Goyah
2)
Peningkatan respirasi (simpatis)
3)
Peningkatan keringat
4)
Wajah tegang
5)
Anoreksia (simpatis)
6)
Kelelahan (parasimpatis)
7)
Gugup (simpatis)
8)
Mual (parasimapatis)
9)
Pusing (parasimpatis)
d) Kognitif
1)
Bingung
2)
Kerusakan perhatian
3) Ketakutan terhadap hal yang tidak jelas
4)
Sulit berkonsentrasi
|
Kontrol ansietas
Indikator :
-
Kontrol instensitas cemas
-
Eliminasi tanda cemas
-
Menggunakan strategi
koping efektif
-
Menggunakan teknik
relaksasi untuk menekan Kecemasan
|
konseling
|
1.
konseling
Aktivitas:
a. Beri dorongan
kepada pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan untuk
mengeksternalisasikan kecemasan.
b.Bantu pasien untuk menfokuskan pada situasi saat ini, sebagai alat untuk
mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi kecemasan.
c. Sediakan pengalihan melalui televise, radio, permainan
serta terapi okupasi untuk mengurangi kecemasan dan memperluas focus.
d.
Sediakan penguatan
yang positif ketika apsien mampu meneruskan aktivitas sehari-hari dan
lainnnya meskipun mengalami kecemasan.
|
No
|
Data
|
Masalah keperawatan
|
1
2
3
|
DS :
§
Klien mengatakan badannya lemah
§
Klien mengatakan keluar darah melalui
anus dan kolostomY
DO :
§
Konjungtiva anemis
§
Klien lemah dan pucat
§
CR 4 Detik
§
Akral teraba dingin
§
Mukosa mulut kering dan pucat
§
Keluar darah dari :
§
anus : 150 cc
§
Colostomi 50 cc
§
Hb : 7,1
DS :
§
Klien mengatakan mual
§
Klien mengatakan nafsu makan berkurang
§
Klien mengtakan hanya menghabiskan
diit ½ porsi
DO :
§
Klien menghabiskan ½ diit dari porsi
disediakan
§
Klien lemah
§
Mukosa mulut kering
§
Turgor kulit jelek
§
Bb sehat : 50 kg
§
Bb sakit :43 kg
§
Tinggi badan : 155
§
BMI : 17,9 (KURUS)
§
ALBUMIN :3,1
§
HB ; 7,1
DS :
§
Klien mengatakan merasa malu jika ada
kegiatan / acara di lingkungan masyarakat karena ada kolostomy,
§
klien merasa risih karena BAB berbau
DO :
§
Post colostomy 9 bulan yang lalu
§
Terdapat colostomy yang ditutup dengan
colostomy bag di perut kuadran bawah kiri
§
Bau (+)
|
RESIKO PENDARAHAN
GANGGUAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
GANGGUAN BODY IMAGE
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar