SATUAN ACARA
PENYULUHAN
Pokok Bahasan
: Keperawatan maternitas
Sub Pokok Bahasan : Tentang vulva hygiene pada pasien post partum
Sub Pokok Bahasan : Tentang vulva hygiene pada pasien post partum
Hari/Tanggal :
Sasaran : Pasien
Penyuluhan : Mahasiwa/i Profesi Ners STIKES Piala Saki Pariaman
Tempat : Ruang Rawat Gabung Kebidanan
Sasaran : Pasien
Penyuluhan : Mahasiwa/i Profesi Ners STIKES Piala Saki Pariaman
Tempat : Ruang Rawat Gabung Kebidanan
BAB I
LATAR BELAKANG
- Latar Belakang
Alat reproduksi merupakan bagian yang penting dalam menunjang kehidupan
di dunia ini, maka dari itu kita harus benar-benar menjaga kebersihannya,
khususnya organ reproduksi seorang wanita yang habis melahirkan harus
benar-benar dibersihkan,cara membersihkan organ kewanitaan yang baru melahirkan
dinamakan vulva hygiene.Perawatan adalah proses
pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, psikologis, sosial dan spiritual)
dalam rentang sakit sampai dengan sehat (Aziz, 2004).vulva hygiene adalah
membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang nifas
atau tidak dapat melakukannya sendiri.Perineum adalah daerah antara kedua belah
paha yang dibatasi oleh vulva dan anus (Danis, 2000). Post Partum adalah selang waktu antara kelahiran
placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum
hamil (Mochtar, 2002).
Perawatan perineum adalah pemenuhan
kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus
pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya
organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil. Dalam masa nifas alat-alat genitalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti keadaan sebelum hamil, untuk
membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas,maka ibu nifas
membutuhkan pendidikan kesehatan /health education seperti personal hygiene.
Kebersihan vulva pada masa nifas harus dilakukan, karena pada masa nifas
banyak darah dan kotoran yang keluar dari vagina.vagina merupakan daerah yang
dekat dengan tempat buang air kecil maupun besar, dan merupakan organ terbuka
sehingga memudahkan kuman yang berada di daerah tersebut menjalar ke rahim.infeksi
dapat terjadi karena ibu nifas kurang melakukan perawatan pasca persalinan.ibu
biasanya takut untuk menyentuh luka luka yang ada di perineum sehingga
memilih tidak membersihkannya, padahal
dalam keadaan luka perineum rentan terhadap kuman dan bakteri sehingga mudah
terjadi infeksi.(ali sungkar, 2007). Oleh karena itu kebersihan daerah vulva
dan perineum pada masa nifas sangat penting untuk menghindari terjadinya
infeksi.disamping itu kebersihan vulva dan perineum akan memberikan perasaan
nyaman pada ibu nifas dan akan mencegah timbulnya iritasi.Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi, 75% ibu-ibu yang mengeluh karena tidak mengerti
tekhnik perawatan vulva hygiene, serta ibu-ibu tidak mengetahui apa tanda
bahaya jika tidak vulva hygiene secara teratur.Setelah dilakukan penyuluhan
tentang vulva hygiene diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui dan mengerti tekhnik
perawatan vulva hygiene yang baik bagi dirinya sendiri pada masa nifas atau
masa pulih kembali yang berlangsung selama 40 hari atau 6 minggu.
Berdasarkan hal yang di atas mahasiswa Stikes Piala Sakti Pariaman akan
mengadakan penyuluhan tentang Vulva hygiene pada pasien post partum di ruangan
Kebidanan di Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi.
- Tujuan Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama
45 menit diharapkan sasaran dapat memahami tentang vulva hygiene.
- Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan
selama 45 menit, diharapkan sasaran dapat:
a.
Menyebutkan kembali pengertian
vulva hygiene.
b.
Menyebutkan 3 dari 7 tujuan
dari vulva hygiene.
c.
Menyebutkan 3 dari 7 masalah
yang akan timbul jika tidak dilakukan vulva hygiene.
d.
Menyebutkan 2 dari 4 penyakit
yang ditimbulkan.
e.
Menyebutkan dampak dari
perawatan vulva hygiene.
f.
Menyebutkan 3 dari 5
langkah-langkah perawatan vulva hygiene.
g.
Menyebutkan kapan saja waktu
perawatan vulva hygiene.
- Materi : (Terlampir)
- Metoda : Ceramah dan tanya jawab
- Media : Leaflet dan LCD Projector
- Pengorganisasian
- Moderator
Tugas :
a. Membuka dan menutup acara
penyuluhan
b. Memperkenalkan anggota kelompok
c. Membuat kontrak waktu, bahasa dan topik
selama pelaksanaan kegiatan penyuluhan
d. Menjelaskan tujuan pelaksanaan
kegiatan
e. Memimpiikan sesion tanya jawab
f. Menyimpulkan hasil penyuluhan
- Penyaji
Tugas :
a. Menyajikan atau menyampaikan
materi penyuluhan
b. Menggali pengetahuan peserta
tentang materi penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan peserta
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan
- Fasilitator
Tugas :
a. Menyediakan sarana berupa
fasilitas yang diperlukan dalam kegiatan yang akan dilaksanakan
b. Memotivasi peserta untuk bertanya
c. Seting tempat
- Observer
Tugas :
1) Mengamati proses
penyuluhan :
a. Tahap pelaksanaan kegiatan
b. Peran masing-masing fungsi
c. Partisipasi audiens
d. Kelancaran acara
e. Melaporkan hasil penyuluhan
2) Dokumentasi
- Notulent
Tugas :
a. Dokumentasi
b. Mencatat jalannya
acara
c. Mencatat pertanyaan
audiens
Nama-nama Kelompok :
1.
Erizal Tanjung S.Kep (Fasilitator)
2.
Basuki Rahmad S.Kep (Fasilitator)
3.
Haznel Hijratul Fajar S.Kep (Observer)
4.
Ibnul Wiza Affwan S.Kep (Fasilitator)
5.
Idil Rido Mustaqim S.Kep (Moderator)
6.
Septian Alfi Saputra S.Kep (Fasilitator)
7.
Dewi satria S.Kep (Fasilitator)
8.
Febrina Astuti S.Kep (Fasilitator)
9.
Nurul Gustiana S.Kep (Penyaji)
10. Yeti Yusnita
S.Kep (Fasilitator)
11. Yuhana Sari
S.Kep (Observer)
- Setting Tempat
Keterangan :
:
Observer
: Fasilitator
:
Pasien/audiens/keluarga
:
Penyaji
:
Pembimbing
:
Moderator
- Strategi Pelaksanaan Penyuluhan
NO
|
KEGIATAN
|
PENYULUHAN
|
KLIEN/AUDIENS
|
WAKTU
|
1.
2
3.
|
Pembukaan
Pelaksanaan
Penutup |
|
|
10 menit
20 menit
15 menit
|
- Kriteria Evaluasi :
a. Evaluasi struktur
1. Kehadiran peserta
2. Tempat ,media sesuai dengan
rencana
3. Mahasiswa menjalankan fungsi dan
peran masing-masing
b. Evaluasi proses
1. Sesuai waktu dan rencana
2. Audiens aktif
3. Audiens mengikuti acara dari awal
sampai akhir acara
c. Evaluasi hasil
Lisan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan:
1.
Audiens dapat menjelaskan
pengertian vulva hygiene
2.
Audiens dapat menyebutkan 3
dari 7 tujuan dari vulva hygiene
3.
Audiens dapat menyebutkan 3
dari 7 masalah yang ditimbulkan jika tidak dilakukan vulva hygiene.
4.
Audiens dapat menyebutkan 2
dari 4 penyakit yang ditimbulkan.
5.
Audiens dapat menyebutkan
dampak dari perawatan vulva hygiene.
6.
Audiens dapat menyebutkan 3
dari langkah – langkah perawatan vulva hygiene.
7.
Audiens dapat menyebutkan kapan
saja waktu perawatan vulva hygiene.
BAB II
TINJAUAN TEORISTIS
A.
DEFINISI
Vulva hygiene
adalah membersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada wanita yang sedang nifas /
tidak dapat melakukan sendiri . Pasien yang harus
istirahat di tempat tidur (misalnya, karena hipertensi,
pemberian infus,section caesarea) harus dimandikan setiap hari dengan
pencucian daerah perineum yang
dilakukan dua kali sehari dan pada waktu sesudah selesai membuang hajat.
Meskipun ibu yang akan bersalin biasanya masih muda dan sehat, daerah yang
tertekan tetap memerlukan perhatian serta perawatan protektif (Tim
Depkes)
Vulva hygiene
adalah membersihkan alat genitalia atau vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang
masa nifas atau pasien tidak bisa melakukan sendiri. Setelah
ibu mampu mandi sendiri (idealnya, dua kali sehari), biasanya daerah perineum dicuci sendiri dengan menggunakan air
dalam botol atau wadah lain yang disediakan khusus untuk keperluan tersebut.
(Mochtar, 2002)
Vulva
hygiene adalah tindakan keperawatan pada alat kelamin perempuan, yaitu
perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri atas mons veneris, terletak
didepan simpisis pubis, labia mayora yang merupakan dua lipatan besar yang
membentuk vulva, labia minora, dua lipatan kecil di antara atas labia mayora,
klitoris, sebuah jaringan eriktil yang serupa dengan penis laki-laki, kemudian
juga bagian yang terkait di sekitarnya seperti uretra, vagina, perineum, dan
anus. (Danis, 2000)
B.
Tujuan
Vulva
1.
Untuk mencegah terjadinya
infeksi didaerah perineum maupun didalam uterus
2.
Untuk menyembuhkan luka
perineum
3.
Untuk kebersihan perineum dan vulva
4.
Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkena trauma
5.
Mencegah kontaminasi dari
rectum
6.
Membersihkan semua keluaran
yang menjadi sumber bakteri dan bau
7.
Memberikan rasa nyaman pada
daerah vulva
C.
Masalah
yang timbul jika tidak dilakukan vulva hygiene seperti :
1.
Gatal-gatal pada vagina
2.
Vagina terasa panas
3.
Timbul jamur (kandidiasi)
4.
Keluaran cairan pada vagina
5.
Vagina berbau
6.
Nyeri
7.
Perasaan tidak nyaman
D.
Penyakit
yang ditimbulkan
1.
Vulvititis (inflamasi vulva)
2.
Kondididiasi
3.
Vaginitis
4.
Vaginosis bakterialis
E.
Dampak Dari Perawatan
Luka Perinium
Perawatan perineum yang dilakukan dengan baik dapat
menghindarkan hal berikut ini :
a)
Infeksi
Kondisi
perineum yang terkena lokia dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan
bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.
b)
Komplikasi
Munculnya
infeksi pada perineum dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada
jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung
kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
c)
Kematian
ibu post partum
Penanganan
komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian pada ibu post
partum mengingat kondisi fisik ibu post partum masih lemah (Suwiyoga, 2004).
F.
Langkah-langkah
perawatan vulva hygiene
Siapkan alat- alat seperti : kapas, alas
pantat, handuk besar 2 buah, air hangat dan dingin dalam baskom, botol cebok
berisi larutan desinfektan sesuai dengan kebutuhan, betadin dan kasa, bengkok.
1.
Siapkan air steril (air yang
sudah direbus) dan gunakan sabun pembersih, bersihkan vulva dari depan ke
belakang / dari daerah vulva bagian atas kedaerah vulva bagian bawah sampai
dengan anus sampai bersih
2.
Keringkan vulva dengan tisu
3.
Jika ada luka episiotomy,
berikan betadine dengan menggunakan kassa yang dicelupkan ke betadine
4.
Cuci tangan
5.
Alat-alat dirapikan
G.
Waktu Perawatan
Menurut
Feerer (2001), waktu perawatan perineum adalah :
1) Saat mandi
Pada saat
mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka maka ada
kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung pada
pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian pula
pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2) Setelah buang air kecil
Pada saat buang
air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar terjadi kontaminasi air
seni padarektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan bakteri pada perineum untuk
itu diperlukan pembersihan perineum.
3) Setelah buang air besar.
Pada saat buang
air besar, diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk
mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari anus ke perineum yang letaknya
bersebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan perineum secara
keseluruhan.
DAFTRA
PUSTAKA
Mochtar.2002.Asuhan
Kebidanan . Jakarta: Prima Medika
Danis. 2000. Asuhan
Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Feezer. 2001.Pelayanan
Kesehatan Maternal. Bina Pustaka:Jakarta.
Sungkar, Ali. 2007.
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka.
Alimul, Azis. 2004.
Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Salemba Medika: Jakarta.
Suwiyoga.2004.Perubahan
Fisiologi pada masa nifas.from http//
saturacyti// blogspot
Tidak ada komentar:
Posting Komentar